Greysia Polii, Diskualifikasi, Pensiun dan Sejarah Baru

Greysia Polii, Diskualifikasi, Pensiun dan Sejarah Baru
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu melambaikan tangan usai memastikan diri masuk final Olimpiade Tokyo 2020 dari cabang bulutangkis. (BadmintonPhoto)

Analisadaily.com, Tokyo - Putus asa di Olimpiade 2012, cedera, rencana pensiun, masalah pribadi, telah mewarnai perjalanan Greysia Polii hingga akhirnya bisa menciptakan sejarah baru bagi Indonesia. Karena, dia bersama pasangannya, Apriyani Rahayu, menjadi ganda putri pertama Merah Putih yang sukses masuk final Olimpiade.

Greysia/Apriyani merebut tiket final Olimpiade Tokyo 2020 usai menghentikan langkah lawannya asal Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan, 21-19 dan 21-17 di babak semifinal, Sabtu (31/7).

Polii dan pasangannya Meiliana Jauhari didiskualifikasi di London 2012 bersama dengan pasangan China dan Korea karena melanggar kode etik pertandingan.

Diskualifikasi dan pensiunnya pasangannya di Rio 2016, Nitya Krishinda Maheswari, operasi bahu dan kehilangan saudara laki-lakinya akhir tahun lalu membuat Greysia seperti kehilangan segalanya.

Dia mengenang, namun diskualifikasi di London 2012, membuatnya berada di jalur untuk tidak pernah menyerah pada mimpinya.

“Begitu banyak orang, bukan hanya saya, telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda," tutur Greysia usai laga dilansir dari Olympics.bwfbadminton.

"Dan saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup. Saya benar-benar menjalani hari demi hari, itu hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade 2021," sambungnya.

Periode pasca-Rio 2016 memunculkan masalah lain, karena pasangannya saat itu Nitya pensiun setelah cedera serius. Polii sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga, tetapi pelatihnya Eng Hian dan keluarganya meyakinkannya untuk terus bermain.

Kemudian, hampir tiba-tiba, datanglah seorang rekan muda dan tangguh yang bisa memberinya kekuatan dari belakang, memungkinkan dia untuk menciptakan permainan.

“Ini merupakan perjalanan panjang bagi saya. Begitulah cara Anda ingin menunggu dan bertahan. Dia bangkit entah dari mana, tiba-tiba di tahun 2017 ketika saya hendak pensiun usai Rio 2016. Pada 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya cedera dan menjalani operasi," ucapnya.

"Tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia datang. Dan kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus berlari selama empat tahun lagi. Aku tidak muda lagi. Tapi akhirnya Apriyani bangun, lama banget aku nunggunya," kata Greysia.

“Ini luar biasa. Saya kira situasi dan kondisi di lapangan benar-benar ada pada kami. Pertandingan hari ini kami hanya ingin memberikan yang terbaik. Kami sudah kalah dan menang melawan pasangan ini, jadi kami tidak ingin memikirkan itu, kami hanya ingin mempersiapkan yang terbaik. Apa lagi yang bisa saya katakan?," ujar Greysia.

Apriyani menjadi energi yang tak terbatas dan penyedia dorongan untuk menyerang.

“Aku terus memberi tahu Greysia, jangan berhenti, mainkan saja denganku. Dan saya diyakinkan motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, gritnya, dan keinginannya untuk menjadi juara," ucap Apriyani.

Kemudian, tentu saja, ada kehilangan saudara Polii awal tahun ini, dengan menyebutkan siapa Polii hancur. Rahayu memeluknya erat.

“Saya tahu ini sudah berbulan-bulan, tapi saya masih di 2019 dia benar-benar tahu saya memberikan segalanya untuk bulu tangkis. Dia puas dengan pencapaian saya, tapi dia bilang 2020 adalah yang terakhir. Dia bilang kalian berdua hebat di lapangan. Saya ingin sebagai saudara, sebagai ayah, untuk memberi Anda semangat. Dia mengajari saya psikologi. Sampai Maret 2020. Olimpiade tidak terjadi tahun lalu, dan saya pikir dia akan menunggu saya sampai sekarang, tapi dia hanya ingin menunggu pernikahan saya. Dan kemudian ia pergi," ujar Greysia..

“Kau tahu, kakak memberiku. Aku tidak memiliki ayah sejak aku berusia dua tahun, dan dia seperti ayahku. Aku tahu dia puas dengan pencapaianku, tapi aku tahu dia ingin menunggu pernikahanku, sebagai adik perempuan. Dan kemudian ia pergi. Saya pikir saya akan memberikan yang terbaik dan saya tahu dia menikmatinya dari atas," kenangnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi