Persediaan Medis di Afganistan Hanya Cukup Satu Minggu

Persediaan Medis di Afganistan Hanya Cukup Satu Minggu
Seorang pasien yang menderita COVID-19 menerima perawatan di Rumah Sakit Afghanistan-Jepang, di tengah penyebaran penyakit Covid-19, di Kabul, Afghanistan 15 Juni 2021. (Reuters/Stringer)

Analisadaily.com, Kairo - Persediaan medis di Afganistan hanya cukup selama satu minggu, setelah pengiriman peralatan dari luar negeri diblokir oleh pembatasan di bandara Kabul.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir pergolakan di negara itu dapat mendorong infeksi Covid-19, dengan pengujian turun 77 persen dalam seminggu terakhir dan vaksinasi juga turun.

Pejabat dari kantor Mediterania Timur WHO, dalam briefing online mengatakan, 95 persen fasilitas kesehatan di Afghanistan tetap beroperasi tetapi beberapa staf wanita belum kembali ke pos dan beberapa pasien wanita sekarang takut meninggalkan rumah mereka.

"Kami dengan cepat mendistribusikan pasokan penyelamat ke fasilitas kesehatan dan mitra di Kabul, Kandahar dan Kunduz tetapi WHO sekarang hanya memiliki persediaan yang cukup di negara itu untuk bertahan selama satu minggu. Kemarin 70 persen dari pasokan ini dilepaskan ke fasilitas kesehatan," kata Direktur Regional WHO, Ahmed Al-Mandhari dilansir dari Channel News Asia, Rabu (25/8).

Pengiriman dari Dubai lebih dari 500 ton pasokan medis termasuk peralatan bedah dan kit malnutrisi parah telah ditunda karena pembatasan di bandara Kabul.

"Badan itu didorong oleh umpan balik dari negara-negara yang menawarkan penerbangan untuk membawa pasokan dan berharap untuk kemajuan minggu ini, kata Direktur darurat regional WHO, Richard Brennan.

"Kami sedang dalam negosiasi dengan tiga atau empat negara. Saya pikir kami akan dapat mengamankan penerbangan," katanya.

Setelah penurunan besar-besaran, WHO menstabilkan operasinya.

"Kami memiliki beberapa tanda yang menggembirakan dan komunikasi yang mendorong, otoritas Taliban menjelaskan mereka ingin PBB tetap tinggal, mereka menginginkan kesinambungan layanan kesehatan," kata dia.

"Kami tetap optimis dengan hati-hati bahwa kami akan dapat mengembalikan operasi kami pada skala yang meningkat selama beberapa minggu mendatang," sambungnya.

Bandara Kabul telah diliputi oleh kekacauan dan kekerasan sejak Taliban merebut ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus.

Lebih dari 18 juta orang, lebih dari setengah populasi Afghanistan, membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, kata PBB.

“Kebutuhan ini semakin hari semakin meningkat,” tambah Mandhari.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi