Upaya Menumbuhkan Minat Baca Siswa Melalui “Filadelfia Literacy Festival”

Upaya Menumbuhkan Minat Baca Siswa Melalui “Filadelfia Literacy Festival”
Filadelfia Literacy Festival (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Karo - Literasi umumnya dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis. Khususnya di tingkat sekolah dasar, literasi seringkali dikaitkan dengan kemampuan siswa membaca kata, kalimat ataupun paragraf.

Di Indonesia sendiri, tingkat penguasaan literasi tergolong rendah yaitu berada di posisi 60 dari 61 negara menurut survei Programme for International Student Assessment (PISA). Padahal, budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara.

Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia saat ini juga memperkuat pandangan penguasaan literasi menjadi suatu keterampilan yang wajib dimiliki.

Mengingat pandemi Covid-19 membatasi ruang gerak manusia, sehingga banyak pekerjaan yang dilakukan dengan mengefektifkan media tulisan, baik lewat surat, email, dan media penyampaian lainnya yang memerlukan keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis kembali.

Menyadari hal tersebut, SD Swasta Filadelfia School di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) menyelenggarakan Filadelfia Literacy Festival yang dilakukan pada tanggal 23-29 Maret 2021. Kegiatan ini melibatkan seluruh warga sekolah dan dilakukan secara daring (dalam jaringan).

Kepala SD Swasta FIladelfia School, Viadya Stella Tololiu mengataka, tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan literasi siswa sesuai tahap perkembangannya serta memperkenalkan dongeng- dongeng, cerita rakyat dari Indonesia, serta cerita dari Alkitab.

Pada kegiatan ini siswa diperkenalkan dongeng- dongeng nasional mulai dari Lutung Kasarung, Batu Menangis, Danau Toba, Mawar & Melati, serta cerita- cerita yang berasal dari kegiatan. Siswa juga diberikan kesempatan untuk berlomba menceritakan kembali isi cerita melalui gambar, membaca indah, dan lomba literasi.

“Variasi kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tingkatan kemampuan literasi yang akan dicapai siswa, sesuai dengan tingkatannya,” kata Viadya, guru imbas program Pintar Tanoto Foundation, Selasa (28/9).

Dijelaskannya, pada kesempatan ini siswa juga melakukan kegiatan membaca cerita Alkitab setiap malam bersama dengan orang tua mereka. Setiap hasil dari kegiatan siswa dikirimkan dalam bentuk video atau foto. Kegiatan ini ditutup dengan penampilan para guru dalam Dongeng Batu Menangis yang disiarkan secara live melalui Zoom dan Youtube.

“Kegiatan ini berjalan dengan baik, karena siswa dan orang tua juga antusias terlibat. Hampir seluruh siswa mengikuti kegiatan ini,” jelasnya.

Meski demikian, masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya, khususnya karena kegiatan ini dilakukan dalam jaringan, sehingga masalah jaringan yang kurang baik dapat menjadi masalah yang mengganggu proses pembelajaran literasi ini.

Guru, siswa, dan orang tua mendapatkan manfaat dari kegiatan ini. Seperti yang disampaikan oleh Tesalonika Ginting, siswi Kelas 4 SD, yang menyatakan senang mengikuti kegiatan ini.

“Apalagi mendengar kisah Danau Toba dan juga membaca cerita Alkitab bersama keluarga,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Rafael Silitonga, siswa kelas 2 SD yang menyatakan bahwa dengan kegiatan ini membuat dia menjadi tahu banyak cerita dongeng, dan juga lebih lancar membaca.

“Saya mejadi tahu ada banyak cerita dongeng, dan jadi banyak membaca,” ucapnya.

Bagi para guru, kegiatan ini bermanfaat dalam membantu mereka melihat kemampuan anak membaca dan memahami teks. Baik membaca dengan intonasi, juga tanda baca yang baik dan benar.

Guru kelas 3 SD, Elvrida, memberikan respons positif terhadap kegiatan ini. Respons positif juga diberikan oleh orang tua siswa bernama Bezaleel, siswa kelas 1 SD, yang menyatakan kegiatan ini mendorong anaknya suka membaca dan suka belajar.

Kegiatan ini selain memberi penguatan kepada para siswa dalam hal literasi, juga membantu guru mengenal karakteristik siswa, khususnya dalam hal literasi. Bagi para siswa, mereka diperkenalkan lebih banyak dongeng nusantara dan memiliki waktu khusus bersama keluarga dalam membaca cerita- cerita Alkitab.

“Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi suatu metode belajar alternatif bagi siswa dalam upaya memberikan penguatan literasi siswa. Demi mencapai anak Indonesia, generasi yang cerdas gemilang,” Viadya menandaskan.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi