Marsudi Syuhud Balas Kritik Gus Ipul Terkait Kondisi PBNU

Marsudi Syuhud Balas Kritik Gus Ipul Terkait Kondisi PBNU
Ketua PBNU, Marsudi Syuhud (Detik.com)

Analisadaily.com, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Marsudi Syuhud, menanggapi rekannya sesama Ketua PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang menyebut kondisi NU sedang tidak baik-baik saja.

Marsudi membalas kritik tersebut dengan sindiran bahwa Gus Ipul yang tidak pernah ke PBNU.

"Ya pantas saja Gus Ipul menyampaikan begitu, karena Gus Ipul sendiri tidak pernah ke PBNU," kata Marsudi dalam acara bertajuk 'Panas Muktamar NU Dalam Persimpangan Jalan Menuju 2024' di Cikini, Jakarta, dilansir dari detikcom, Minggu (12/12).

Marsudi menegaskan bahwa saat ini NU masih berada di posisi yang seharusnya. Lantas, dia membalas kritikan Gus Ipul yang dinilai tak banyak bergulat dalam program-program PBNU.

"Nah, kalau beliau berkecimpung di PBNU setiap harinya, melihat, akan bisa meyakini bahwa PBNU on the position," sebutnya.

Marsudi memahami bahwa pernyataan Gus Ipul itu menyinggung 'gegeran' di dalam internal PBNU menjelang pelaksanaan Muktamar ke-34 NU pada akhir Desember 2021. Saat ini dia menegaskan kembali bahwa internal PBNU sudah baik-baik saja.

"Inikan dinamika 26 November. Nah, kalau kemarin (masalah) sudah selesai. PBNU sudah baik-baik saja kalau sekarang," tegasnya.

Lebih lanjut, Marsudi memastikan bahwa nama-nama yang muncul sebagai calon ketua umum NU sudah dipersiapkan secara ketat. Dia menyebut hal itu mencakup sertifikasi madrasah kader, keilmuan dan kemampuan manajemen organisasi.

"Figur di NU semuanya sudah dipersiapkan. Itu ketat juga persiapannya selain mempunyai sertifikasi untuk madrasah kader, itu juga secara keilmuan yang mapan manajemen organisasi yang baik dan punya progam ke depan. Itu semua sudah didoktrinkan warga-warga NU, sehingga nanti dari bawah menginginkan siapa calon-calonnya," katanya.

Dia menambahkan, PBNU merupakan organisasi sosial keagamaan yang sudah menjadi sorotan publik. Lantas, kata dia, banyak pihak yang melirik PBNU untuk bekerja sama di berbagai bidang, termasuk politik maupun sosial.

"NU organisasi sosial keagamaan yang anggotanya adalah individu-individu yang inshaallah terbesar di dunia. Siapa saja akan melirik itu, siapa saja akan mengajak kerja sama untuk arah apa saja, tidak hanya politik, termasuk sosial," ujarnya.

Untuk diketahui, kritik Gus Ipul itu disampaikan sebelum ada penetapan Muktamar NU pada 23-25 Desember 2021. Saat itu sejumlah pihak mendorong muktamar dipercepat dan ada juga yang meminta ditunda.

Menurut Gus Ipul, Muktamar NU dipercepat juga sangat mungkin dilakukan. Jumlah peserta juga bisa dikurangi, misalnya dengan mengurangi peserta yang luring. Sementara yang daring diperbanyak.

"Dipercepat dengan prokes ketat, jumlah peserta dikurang, online diperbanyak. Panitia pada dasarnya sudah siap. Menunda bisa jadi menyebabkan komplikasi yang luar biasa. Menambah banyak masalah. Karena suasana PBNU saat ini sudah tidak kondusif," Gus Ipul kepada detikcom, Kamis (18/11).

Sebelumnya, PBNU mengumumkan Muktamar ke-34 akan digelar pada 23-25 Desember 2021. Hal ini disepakati setelah digelarnya Konferensi Besar (Konbes NU).

"Sebagaimana hasil munas konbes NU tanggal 26 September yang lalu, maka pelaksanaan Muktamar NU ke-34 di Lampung tanggal 23-25 Desember insyaallah akan dapat berjalan Muktamar NU bersama kita semua," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini di kantor PBNU, Jl Salemba Raya, Jakarta, Selasa (7/12).

Dia mengatakan keputusan ini dibuat tak terlepas dari kebijakan pemerintah yang membatalkan penerapan PPKM level 3 di seluruh daerah di masa libur Natal dan tahun baru.

"Wabah virus Covid-19 perkembangannya semakin membaik sehingga pemerintah menarik kembali kebijakan PPKM level 3," katanya.

Dalam acara ini, turut hadir Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, hingga Katib Aam PBNU Yahya Cholil.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi