Ketika tangan dan mata pemerintah punya keterbatasan menjangkau dan melihat betapa banyaknya warga marginal yang belum tersentuh, di sinilah hadir Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera yang memposisikan diri untuk melihat dan mendengar mereka.

Ivonne Clara, janda tua renta ini hidupnya sangat memprihatinkan. Selain faktor usia, dia juga sudah pikun dan kini dirawat oleh Risma Simanungkalit yang merupakan sesama orang lanjut usia.

"Selama ini memang yang bertanggungjawab untuk nantulang ini adalah namboru yang punya rumah ini. Sementara namboru yang punya rumah ini sudah meninggal. Datanglah anak namboru yang punya rumah ini, sekarang inang ikut siapa? Ikut anakmu atau tidak (maksudnya Clara) Ya ikut anakkulah dan itu yang kuinginkan," kata Risma menirukan jawaban Ivonne.

"Sementara anaknya yang beda keyakinan dengan nantulang ini jika dihubungi selalu bilang nanti ku jemput, tapi sampai sekarang tak ada dijemput," sebutnya, diterima Analisadaily.com, Rabu (15/12).

"Memang ada kakak nantulang ini di Siantar, tapi ndak cocok sama kakaknya. Kalau pulang nantulang ini ke Siantar, dua hari di sana sudah balik ke Medan. Aku yang tau persis kehidupan nantulang ini," sambung Risma.

Risma pun terus berusaha merawat Ivonne karena kondisinya sudah sangat renta, termasuk ketika dia sakit.

"Sampai aku tanya Google dimana ada bisa panti jompo yang mengasuh nantulang ini, tak satupun ada yang mau mengasuh lagi karena nantulang ini sudah pikun," jelas Risma.

Sementara Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu, memminta Pemerintah Kota Medan ikut memikirkan nasib perempuan malang ini.

"Jikapun tidak ada yang peduli lagi, tentunya Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera minta warganet membantu pikirkan solusi yang terbaik. Nanti kita cari rumah kontrakan untuk inang ini dan yang merawatnya," ujar Uba yang gemar blusukan ke akar rumput.

Menurutnya Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera berencana membuka panti jompo sebagai tempat bernaungnya orang tua terlantar seperti Ivonne Clara Napitupulu.

"Saya teringat beberapa waktu lalu, kami tak punya dana mengurus izin Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera melainkan dana talangan yang diberikan warganet. Karena empati, kami getol bersuara di media demi kaum marjinal khususnya yang bekerja sebagai pemulung," pungkasnya.

(EAL)