Analisadaily.com, Medan - Setelah berkomunikasi intens dengan para imigran asal Afganistan, barulah Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kota Medan dapat membawa pengungsi menuju rumah penginapan dari depan kantor Komisioner Tinggi untuk Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) di Jalan Imam Bonjol, Rabu (15/12).
Sebelum pemulangan ke penginapan di Jalan Dr Mansyur, pengungsi dan petugas Satpol PP sempat terlibat saling dorong, karena menolak untuk meninggalkan lokasi sebelum bertemu perwakilan UNHCR untuk membicarakan kapan akan dikirim ke negara ketiga. Dari kericuhan itu ada dua pengungsi yang dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.
Sejak awal November 2021, para pengungsi melakukan demonstrasi hingga menginap di bawah tenda darurat, namun perwakilan UNHCR tak kunjung menemui mereka. Koordinator Aksi, Muhammad Zuma mengatakan, ia bersama teman-temannya sesama pengungsi sudah berada di sini kurang lebih 48 hari, namun sayangnya mereka tidak menemukan jawaban yang positif dari UNHCR.
Seorang anak menangis saat berusaha menahan orang tuanya yang lebih dahulu diajak Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan untuk naik ke mobil yang telah disediakan, Rabu (15/12)
Petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan tampak sedang membujuk para ibu dan anak pengungsi Afganistan agar meninggalkan lokasi dan diantar ke rumah penginapan, Rabu (15/12).
Seorang pengungsi mencoba menahan rekannya saat tarik menarik terjadi dalam penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan terhadap pengungsi di depan kantor Komisioner Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR) di Jalan Imam Bonjol, Rabu (15/12).
