Wanita Pertama Sembuh dari HIV Pasca Transplantasi Sel

Wanita Pertama Sembuh dari HIV Pasca Transplantasi Sel
Seorang perawat (kiri) membagikan pita merah kepada seorang wanita, untuk memperingati Hari Aids Sedunia, di pintu masuk Rumah Sakit Emilio Ribas, di Sao Paulo 1 Desember 2014. (Reuters/Nacho Doce)

Analisadaily.com, Denver - Seorang pasien leukemia Amerika Serikat menjadi wanita pertama dan orang ketiga hingga saat ini yang sembuh dari HIV setelah menerima transplantasi sel induk dari donor yang secara alami resisten terhadap virus penyebab AIDS.

Kasus seorang wanita berusia 64 tahun dari ras campuran, yang dipresentasikan pada Konferensi Retrovirus dan Infeksi Oportunisitik di Denver, juga merupakan kasus pertama yang melibatkan darah tali pusat, sebuah pendekatan baru yang dapat membuat pengobatan tersedia bagi lebih banyak orang.

03 Des 2022 00:10 WIB

Sosialisasi Kondom Lemah, HIV Meningkat

25 Nov 2022 23:52 WIB

OMS Harapkan Pemko Kuatkan KPA

Sejak menerima darah tali pusat untuk mengobati leukemia myeloid akutnya, kanker yang dimulai pada sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang, wanita tersebut telah dalam remisi dan bebas dari virus selama 14 bulan, tanpa memerlukan pengobatan HIV ampuh yang dikenal sebagai terapi antiretroviral.

Dua kasus sebelumnya terjadi pada laki-laki, satu putih dan satu Latin, yang telah menerima sel induk dewasa, yang lebih sering digunakan dalam transplantasi sumsum tulang.

"Sekarang ini adalah laporan ketiga dari penyembuhan di rangkaian ini, dan yang pertama pada wanita yang hidup dengan HIV," kata Presiden Terpilih dari International AIDS Society, Sharon Lewin dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Rabu (16/2).

Kasus ini merupakan bagian dari studi besar yang didukung AS yang dipimpin Dr Yvonne Bryson dari University of California Los Angeles (UCLA) dan Dr Deborah Persaud dari Johns Hopkins University di Baltimore.

Ini bertujuan untuk mengikuti 25 orang dengan HIV yang menjalani transplantasi dengan sel induk yang diambil dari darah tali pusat untuk pengobatan kanker dan kondisi serius lainnya.

Pasien dalam percobaan pertama menjalani kemoterapi untuk membunuh sel-sel kekebalan kanker. Dokter kemudian transplantasi sel induk dari individu dengan mutasi genetik tertentu di mana mereka kekurangan reseptor yang digunakan oleh virus untuk menginfeksi sel.

Para ilmuwan percaya, orang-orang ini kemudian mengembangkan sistem kekebalan yang kebal terhadap HIV.

Lewin mengatakan, transplantasi sumsum tulang bukanlah strategi yang tepat untuk menyembuhkan kebanyakan orang yang hidup dengan HIV.

"Tetapi, penyembuhan HIV adalah mungkin dan lebih jauh memperkuat penggunaan terapi gen sebagai strategi yang layak untuk penyembuhan HIV," turut Lewin.

Studi ini menunjukkan, elemen penting untuk keberhasilan adalah transplantasi sel yang resistan terhadap HIV.

Sebelumnya, para ilmuwan percaya efek samping transplantasi sel induk umum yang disebut penyakit graft-versus-host, di mana sistem kekebalan donor menyerang sistem kekebalan penerima, berperan dalam kemungkinan penyembuhan.

"Secara keseluruhan, ketiga kasus penyembuhan pasca transplantasi sel induk ini semuanya membantu mengungkap berbagai komponen transplantasi yang benar-benar kunci penyembuhan," kata Lewin.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi