Medan Optimis Jadi Pelopor Penanggulangan HIV

Medan Optimis Jadi Pelopor Penanggulangan HIV
Sejumlah peserta diabadikan bersama usai diskusi yang digelar PKBI Sumatera Utara di Avos Coffee And Resto, Medan, Rabu (9/11). (Analisadaily/Zulnaidi)

Analisadaily.com, Medan - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Daerah Sumatera Utara mendorong percepatan pembahasan rencana aksi daerah (RAD) penanggulangan HIV/AIDS Kota Medan. Soalnya, secara politis periodesasi kepemimpinan tinggal dua tahun lagi.

Hal ini disampaikan Ewin dari PKBI Sumut bekerjasama dengan Indonesia AIDS Colection (IAC) dan Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) dalam satu diskusi dengan sejumlah LSM peduli HIV/AIDS dan OPD Medan di Avos Coffee And Resto, Medan, Rabu (9/11).

03 Des 2022 00:10 WIB

Sosialisasi Kondom Lemah, HIV Meningkat

25 Nov 2022 23:52 WIB

OMS Harapkan Pemko Kuatkan KPA

Hadir perwakilan OPD diantaranya, Dinkes Medan, Dinas Pendidikan dan Dinas Kominfo Medan termasuk Komisi Penanggulangan AIDS Kota Medan (KPA). Sedangkan dari LSM HIV/AIDS hadir dari Medan Plus, Inti Muda Sumut, OPSI, YP ADHA, Peka Medan, IPPI Sumut, PL PSB PKBI Sumbar, IAC, dan paralegal officer.

“Walaupun tinggal beberapa tahun lagi, tapi penanggulangan HIV dan AIDS Kota Medan kita harapkan tetap berjalan maksimal,” sebut Ewin.

Dengan adanya RAD, diharapkan bisa menurunkan infeksi baru HIV, menurunnya kematian akibat AIDS, tidak adanya diskriminasi terhadap Odha, menurunnya penularan infeksi baru HIV sifilis atau hepatitis B pada bayi.

Melalui RAD, katanya, terlihat jelas sasaran kerja semua pihak. Sasaran baik di populasi kunci seperti pekerja seks, transgender, dan di pengguna narkoba. Termasuk juga ibu hamil, pasien TB, hepatitis, dan IMS (infeksi menular seksual), warga binaan, pasangan Odha, serta kelompok yang memiliki potensi terinfeksi HIV seperti anak jalanan, klien pekerja seks, pekerja migran, dan lain-lain.

Dari diskusi terlihat optimisme bagaimana RAD tersebut segera terwujud melalui perpanjangan tangan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Medan. Apalagi, Ketua KPA Medan langsung Walikota Medan selaku orang nomor satu di kota ini.

Di dalam RAD itu, juga dijelaskan tugas-tugas dan anggaran yang dipakai. Dengan begitu, target yang diinginkan akan terukur sesuai rencana. Diskusi juga sepakat dan merasa optimis, Medan bisa menjadi pelopor penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Karena Medan sudah memiliki fasilitas kesehatan memadai, payung hukum, KPA dan sumber daya LSM. Tinggal political will dari kepala daerahnya.

Mantan Ketua KPA Provinsi Sumut Dr Linda T Maas selaku turut hadir memberi masukan. Menurutnya, komunikasi dan advokasi saat ini jauh lebih senang dibanding dulu. Dulu, penolakan terhadap kasus HIV/AIDS lebih keras. Jadi, tinggal bagaimana menyusun strategi untuk memberikan masukan kepada pemerintah tentang pentingnya HIV/AIDS.

“Pemerintah bukan tidak peduli, tapi banyak yang juga harus menjadi perhatian. Sehingga, bagaimana menjadikan isu HIV dan AIDS ini lebih seksi dan menjadi perhatian,” ucapnya.

Padahal, katanya, masalah HIV/AIDS ini terus bertambah. Kasus terbesar dari dulu hingga sekarang masih di kalangan usia produktif. Kalau ini terjadi terus, maka generasi muda sebagai tumpuan masa depan bangsa akan menjadi beban.

“Kita nanti akan memasuki bonus demografi. Dengan manfaat bonus demografi itu, kita berharap bisa berbuat lebih banyak. Lalu, bagaimana kalau generasi mudanya yang lebih banyak itu ternyata banyak yang terinfeksi HIV. Tentu bonus itu tidak bisa kita rasakan. Ini harus menjadi perhatian bersama. Karena, masalah HIV bukan lagi soal kerja dinas kesehatan, tapi sudah lintas sektor yang ada baik pendidikan, perempuan, anak dan lainnya,” jelas Linda T Maas.

(NAI/JG)

Baca Juga

Rekomendasi