Kedatangan Afandin guna mendengar keluhan dari para pengunjuk rasa yang sebelumnya menginap di Kantor DPRD Langkat, Selasa (15/2) malam.

Aksi tersebut mereka lakukan karena belum mendapat kesepakatan dari tuntutan ganti rugi atas lahan sawah yang kebanjiran akibat pembangunan bendungan PT Tong Energi.

Syah Afandin dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa Pemkab Langkat segera melakukan mediasi antara masyarakat yang dirugikan dengan PT Tong Energi. Dari mediasi itu diharapkan menemukan titik terang dari penyelesaian masyarakat yang sedang bergulir.

"Secepatnya kita akan bantu untuk mediasi. Semoga segera ditemukan penyelesaian secara baik dan bijaksana, keluhan dari masyarakat akan kita sampaikan kepada PT Tong Energi," ujar Afandin, Rabu (16/2).

"Mudah-mudahan akan tercapai solusi bagi kedua belah pihak," sambung Afandin meyakinkan warga.

Dalam kesempatan itu dia juga mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada DPRD Langkat selaku wakil rakyat yang sebelumnya sudah melakukan mediasi antara warga dengan PT Tong Energi.

"Saya disini selaku eksekutif bersinergi dengan legislatif, menerima dan mendengar keluhan dan aspirasi pengunjuk rasa, karena mereka adalah rakyat kita juga. Inilah yang namanya kolaborasi dan sinergi antara legislatif dan eksekutif demi kepentingan rakyat di Negeri Langkat Bertuah," tukas Afandin.

Sementara warga menyampaikan bahwa mereka menuntut ganti rugi lahan yang layak. Namun tuntutan itu belum dipenuhi oleh PT Tong Energi sehingga masalah belum selesai hingga saat ini.

"Kami menuntut ganti rugi kalau bisa di atas sepuluh juta. Karena pada tahun 2014 lalu senilai itu juga ganti ruginya," ungkap warga.

Di akhir pertemuan, Plt. Bupati Langkat meminta agar warga kembali pulang ke rumahnya masing-masing untuk menjalani aktifitas seperti biasa.

Warga pun kembali tenang dan berterima kasih atas atensi Plt. Bupati Langkat yang mau menemui mereka di sela-sela kesibukannya.

(HPG/EAL)