Baringbing menyampaikan, peristiwa terjadinya dugaan pencabulan terungkap setelah orangtua korban melapor ke Polisi.

"Ibu korban melaporkan dugaan pencabulan terhadap anaknya yang diduga dilakukan 10 laki-laki," kata dia, Senin (6/6).

Menurut keterangan, korban pertama sekali dicabuli seorang pria yang diketahui merupakan pacarnya di salah satu tempat pada April 2022.

Mereka merekam lewat handphone sehingga video tersimpan, tapi video itu diduga menyebar ke orang lain. Awalnya menyebar hanya ke satu orang. Orang ini kemudian mengancam korban akan membeberkan video.

"Takut dengan ancaman itu, mereka kemudian bertemu dan minta disetubuhi dan korban pun mau," ujar Baringbing.

Ia menambahkan, video tersebut diduga kembali menyebar secara berantai kepada orang lain hingga sampai 10 orang lagi dan dijadikan alat untuk mengancam korban agar memenuhi hasrat para terduga pelaku.

Kata dia, ibu korban juga akhirnya mengetahui video itu dan ajakan dari bersetubuh para terduga pelaku dari pesan WhatsApp.

"Saat ibunya melihat hanphone korban dan ditemukan video dan chating ajakan. Lalu ibu korban menanyakan, korban pun menangis dan memberitahukan semua yang terjadi," imbuhnya.

Setelah mendapat laporan pengaduan dari ibu korban, pihaknya langsung meringkus para tersangka dan ditahan. Atas perbuatan para tersangka dijerat melanggar pasal 76E Yo Psl 82 ayat( 1)(2)(3) dan (4) UU RI tahun 2016 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman Minimal 5 Tahun dan Maksimal 15 Tahun Penjara.

(CAN/CSP)