Hari Pengungsi Sedunia, Aulia: Jangan Ada Diskriminasi

Hari Pengungsi Sedunia, Aulia: Jangan Ada Diskriminasi
Dalam aksi teatrikal, pengungsi Rohingya mendapat bantuan dari petugas setelah kapal yang mereka ditumpangi berhasil mendarat di perairan Indonesia. Peragaan ini dilakukan saat peringatan World Refugge Day 2022 di Taman Sri Deli, Kota Medan, Sabtu (18/6). (Analisadaily/Christison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Medan - Yayasan Guetanyo menyelenggarakan Festival Kebudayaan untuk memperingati Hari Pengungsi Sedunia (WRD) 2022 di Taman Sri Deli mulai hari ini, Sabtu (18/6) hingga Senin (20/6).

Dalam perayaan ini, Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman, menyampaikan tentang pentingnya memberikan perlindungan terhadap sesama manusia, terutama dengan para pengungsi Rohingya yang tinggal di Kota Medan.

Kata Aulia, sebagai manusia tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi dan pengungsi sebenarnya lebih nyaman tinggal di kampung halamannya, namun ada konflik yang membuat mereka terpaksa harus pergi dan mencari perlindungan.

Para pengungsi pun ingin tinggal di tempat aman dan nyaman terutama di Kota Medan ini.

"Karena itu, apa pun ceritanya, jangan ada diskriminasi terhadap pengungsi Rohingya. Sesama ciptaan Tuhan, tidak boleh saling mendzolimi satu sama lain. Kami pemerintah Kota Medan akan membantu mencari solusi, apa langkah yang harus dilakukan, termasuk soal identitas mereka saat nanti pergi dan bekerja di negara tujuan," kata Aulia saat membuka acara peringatan World Refugge Day 2022.

Pada kesempatan itu, Aulia juga sangat mengapresiasi kegiatan itu, karena ada pertukaran kesenian dan kebudayaan antara warga Kota Medan dengan pengungsi Rohingya.

Sepanjang perayaan ini akan ada berbagai pertunjukkan sebagai upaya memperkenalkan seni dan kebudayaan, termasuk ragam makanan di Kota Medan, seperti masakan khas Melayu, Batak dan begitu juga dengan tarian dari pengungsi. Tujuannya tentu untuk meningkatkan perhatian, kepedulian, solidaritas kepada para pengungsi dengan memperkenalkan kebudayaannya.

Manajer Program Yayasan Geutanyo, Nasruddin, menyampaikan ada 14.000 pengungsi tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di Kota Medan. Pemerintah telah memberi tempat untuk tinggal sementara, karena Indonesia tidak meratifikasi Konvensi 1951 tentang Pengungsi.

"Sehingga Pemerintah tidak bisa berbuat banyak selain memberikan perlindungan terhadap pengungsi. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Kota Medan yang terus mendukung upaya Guetanyo, IOM dan UNHCR dalam mencari solusi penanganan pengungsi," kata Nasruddin.

Salah satu pengungsi Rohingya, Muhammad Tayib, menyampaikan terima kasih banyak kepada Pemerintah Indonesia, terutama di Kota Medan yang sudah memberikan tempat tinggal sebagai tempat perlindungan selama enam tahun terakhir.

“Terima kasih karena sudah memperlakukan kami pengungsi dengan baik. Saya juga sangat senang ada kegiatan seperti ini, ada interaksi dengan warga lainnya,” tutur Tayib, yang merupakan pengungsi dari Myanmar.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi