Konversi Lahan Diakibatkan Warga Garap Lahan PTPN IV

Konversi Lahan Diakibatkan Warga Garap Lahan PTPN IV
Kebun Teh Sidamanik (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Simalungun - Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN IV, Ria Fahlevi Naim mengatakan, mengenai Perkebunan Nusantara IV unit usaha Teh (Sidamanik, Bah Butong, Tobasari) yang terletak di Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, permasalahan yang ada adalah terkait tanaman ulang.

“Permasalahan ini pertama kali mencuat dikarenakan adanya aksi penggusuran dari manajemen kebun teh kepada masyarakat yang menguasai lahan yang ada di Afdeling I Bah Butong, tepatnya di blok 13 dan 14 S. Ada sekitar 2 hektare areal tanaman yang diduga dikuasai oleh penggarap yang merupakan masyarakat sekitar kebun teh,” kata Riza Pahlevi dalam Rilis melalui Manejer Kebun Teh, Hwin Dwi Putra, didampingi Asisten SDM, Rafi, Minggu (19/6).

Lebih lanjut Riza Fahlevi Naim mengatakan, areal yang digarap oleh masyarakat telah ditanami tanaman kopi, jagung, dan durian. Setelah adanya tindakan dari manajemen kebun teh, yang pada saat itu melakukan pembersihan lahan menggunakan alat berat karena akan melakukan tanaman ulang.

“Kami menduga, aksi masyarakat melakukan protes terhadap PTPN IV karena adanya provokasi dari salah satu penggarap. Padahal, sebelum melakukan aksi penggusuran, manajemen kebun teh telah melayangkan surat pemberitahuan sampai yang ketiga kepada masyarakat,” kata Riza Fahlevi Naim.

Dijelaskan Riza Fahlevi Naim bahwa pada Selasa (14/6) lalu, adanya sekelompok massa yang merupakan masyarakat sekitar kebun teh yang mendatangi manajemen kebun teh untuk melakukan audiensi. Adapun aspirasi yang diutarakan oleh sekelompok masyarakat diantaranya bahwa tanaman ulang itu merusak lingkungan dan bisa menyebabkan banjir/erosi.

Terkait hal tersebut, kata Riza Fahlevi Naim, manajemen kebun teh sudah melakukan pertemuan dengan stakeholder,l diantaranya Camat Sidamanik, Pangulu Bah Birung Ulu, Pangulu Bahal Gajah, dan Pangulu Tiga Bolon.

“Hasil pertemuan tersebut muncul suatu solusi dari pihak stakeholder kepada manajemen kebun teh, bahwa PTPN IV khususnya manajemen kebun teh harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait akan dilakukannya konversi, sebab dan akibat atau dampak apabila dilakukannya konversi,” sebut Riza Fahlevi Naim.

Dalam hal ini, manajemen kebun teh sudah menyampaikan atas dilakukannya konversi dari tanaman teh ke sawit, solusi dari manajemen kebun teh adalah membuat parit isolasi pada setiap petak blok, amembuat sodetan dan melakukan penghijauan serta akan melakukan penertiban pada jalur hijau DAS yang digarap oknum masyarakat. Penghijauan yang dilakukan dengan menanam bibit tanaman makadamia.

“Saat ini kebun teh memiliki sebanyak 15.000 bibit tanaman makadamia yang siap untuk disebarkan,” ungkap Riza Fahlevi Naim.

Namun demikian, Riza Fahlevi Naim menyebutkan, Perlu kita ketahui bersama bahwa PTPN IV tetap mempertahankan tanaman teh seluas 3500 ha dan PTPN IV saat ini tetap akan mengelola budidaya teh di kebun teh (Sidamanik, Bah Butong, dan Tobasari).

Bahkan, sebagai antisipasi menghadapi kekhawatiran warga perihal konversi sawit managemen telah membuat rancangan bahwa setiap blok terdapat paret isolasi yang berfungsi sebagai penampung air, menanam macademia sebagai penahan air dan sekaligus penghijauan, dan juga memfungsikan kembali areal Daerah Aliran Sungai sebagai penampung dan penahan aliran air yang saat ini banyak diladangi oleh masyarakat.

(FHS/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi