Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Kelas IIB Tarutung, Muhammad Nurdin Tanjung, mengatakan struktur bangunan yang diperiksa mulai dari bangunan tembok keliling, kamar hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), pagar, mesjid, gereja, dan seluruh ruangan kantor.

"Pemeriksaan dilakukan pada bangunan tembok keliling, seluruh kamar hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), pagar, mesjid, gereja, serta seluruh ruangan kantor," ujar Nurdin, Kamis (6/10).

Dia mengatakan, pemeriksaan struktur bangunan Rutan Tarutung ini dilakukan oleh Kepala Bagian Program dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Ham Sumatera Utara dan kepala Subbagian Program dan Pelaporan serta bekerja sama dengan pihak tim Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumut.

"Pemeriksaan dilakukan oleh Kepala Bagian Program dan Hubungan Masyarakat Kanwil Kemenkumham Sumut didampingi kepala Subbagian Program dan Pelaporan serta bekerja sama dengan pihak tim Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumut," ucapnya.

Menurutnya, pemeriksaan struktur bangunan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkan akibat gempa sekaligus memberikan justifikasi teknis tingkat kerusakan yang ditimbulkan.

"Pemeriksaan struktur bangunan ini dilakukan secara bersama untuk melihat sejauh mana dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi, sekaligus untuk memberikan justifikasi teknis tingkat kerusakan yang ditimbulkan," tandasnya.

Dia mengakui, akibat gempa bumi magnetudo 6.0 SR yang terjadi pada Sabtu lalu (1/10), mengakibatkan kerusakan gedung bangunan Rutan kelas II B Tarutung.

"Adapun dampak gempa yang terjadi pada Rutan Tarutung adalah kerusakan tembok keliling pada Rutan Tarutung. Bentuk kerusakan berupa tembok belakang Rutan retak-retak dan terjadi kemiringan tembok sehingga di khawatirkan tembok tersebut runtuh," imbuhnya.

(CAN/CSP)