Ekowisata Hutan Mangrove Langsa Resmi Dibuka Kembali

Ekowisata Hutan Mangrove Langsa Resmi Dibuka Kembali
Ekowisata Hutan Mangrove Langsa Resmi Dibuka Kembali (Analisadaily/Sudirman)

Analisadaily.com, Langsa - Pascatigabulan di tutup, ekowisata hutan Mangrove Kota Langsa resmi dibuka kembali. Pembukaan itu ditandai serah terima berita acara pengelolaan tersebut berlangsung di tower mangrove Gampong Kuala Langsa Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Rabu (30/11).

Dalam sambutannya, Kepala Balai Pengelolan Hutan Lestari (BPHL) Aceh, Dr Mahyuddin mengatakan, ekowisata hutan mangrove resmi dibuka kembali setelah memperoleh izin dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Dikatakan, fungsi pengelolaan hutan mangrove sebagaimana pengelolaan kawasan hutan lindung. Semoga dengan dibukanya kembali ekowisata hutan mangrove dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.

Sementara Pj Wali Kota Langsa, Said Mahdum, mengucapkan, selamat atas penyerahan berita acara dimaksud pembuatan koordinat geografis batas areal perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH) PT PEKOLA (Perseroda) seluas 119,50 hektare dan rekomendasi untuk reaktivasi kegiatan ekowisata hutan mangrove.

"Dengan dibukanya kembali ekowisata hutan mangrove ini dapat menumbuhkan prakarsa atau inisiatif baru di kalangan pemerintah gampong, masyarakat, dan pelaku usaha lainnya untuk pengembangan pariwisata melalui penyediaan jasa akomodasi yang murah meriah (home stay atau cottage), jasa susur alur, jasa pemandu wisata, pembuatan oleh-oleh/cinderamata, pengembangan pusat jajan kuliner," ujarnya.

Diminta agara harus betul-betul dijaga adalah kebersihan, keamanan, ketertiban, dan kenyamanan pengunjung. Tujuannya, harus mampu membuat pengunjung terkenang dan selalu ingin mengulang untuk datang ke Kuala Langsa.

"Kita juga jangan hanya fokus pada infrastruktur pariwisata yang dibangun oleh pemerintah kota. Pemerintah gampong dapat memaksimalkan Dana Desa untuk membuat kawasan wisata sendiri. DPMG diminta untuk dampingi secara serius gampong Kuala Langsa dan sekitarnya membangun kawasan wisata," ujarnya lagi.

Lebih lanjut Saud Mahdum mengatakan, kementerian desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi ada program yang bisa diakses untuk pengembangan desa wisata. Terobosan seperti itu yang harus dilakukan agar percepatan pembangunan terjadi.

Sama hal juga di Kementerian Keuangan RI juga ada program terkait pengembangan mangrove dan ekonomi berkelanjutan yang menjadi salah satu isu utama di KTT G-20 yang baru lalu. Para pimpinan OPD terkait harus berinovasi agar program seperti itu dapat kita bawa pulang ke Langsa.

"Alhamdulillah, pada 25 November lalu, kita memperoleh Anugerah Pesona Indonesia (API Award) untuk Branding Pariwisata Terbaik, yaitu “Langsa Pesona Pesisir Timur Aceh. Anugerah tersebut bertepatan dengan akan dibukanya kembali ekowisata hutan mangrove," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur PT PEKOLA (Perseroda), Muhammad Nur, mengucapkan, terimakasih kepada Pemko Langsa, terutama kepada pihak KLHK dalam hal ini BPHL Wilayah I Aceh yang telah memberikan hak atas pengelolaan ekowisata hutan mangrove Langsa.

"Terima kasih atas kepercayaannya kami akan melakukan pengelolaan sebaik-baiknya, semoga dapat bermanfaat untuk pengembangan pariwisata di Kota Langsa," ucapnya.

(DIR/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi