AMGA Minta Tirta Investama Sejahterakan Masyarakat

AMGA Minta Tirta Investama Sejahterakan Masyarakat
Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) saat unjuk rasa di pabrik Tirta Investama di Desa Wangen, Klaten, Jawa Tengah. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Klaten - Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) menuntut Tirta Investama agar dapat memberi manfaat dan kesejahteraan kepada masyarakat di Kecamatan Polanharjo, Klaten. AMGA menuding PTIV tidak memberikan kesejahteraan kepada warga di wilayah perusahaan penghasil produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bermerek Aqua tersebut

“Investasi harus mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat yang berada dalam ring satu terdampak. Salah satu caranya dengan melibatkan pengusaha-pengusaha lokal sebagai mitra. Jangan hanya dijadikan sebagai penonton saja,” kata Ketua AMGA, Mukti Wibowo dalam siaran persnya, Sabtu (18/3).

Mukti menjelaskan saat ini daya tahan perekonomian masyarakat di ring satu terdampak pabrik Aqua, terus menurun karena pengaruh dugaan praktik monopoli bisnis di dalam pengelolaan manajemen Aqua. Masyarakat ring satu terdampak, ungkapnya, hanya dijadikan buruh oleh PT Tirta Investama.

"Pengusaha-pengusaha lokal tidak diberi peran," jelasnya.

Pihak Eksternal Communication PT Tirta Investama mengatakan bahwa soal jalan, terus membangun komunikasi dan koordinasi oleh pihak-pihak dan kedinasan terkait.

"Nah, sumur ke-2 dipastikan mengantongi dokumen perizinan yang lengkap dan dugaan monopoli tidak benar, karena 800 lebih karyawan Aqua adalah warga lokal di sekitar Aqua," tambahnya.

Sekretaris AMGA, Abdullah Ihsan, menambahkan PT Tirta Investama seringkali memaksa truk dan armada pengangkut botol Aqua membawa muatan over loading dan over dimensi (ODOL) di jalan klas III C yang biasa dilalui penduduk. Menurutnya, tindakan tersebut kemudian mengakibatkan bahaya lalu lintas yang mengancam warga Klaten setiap waktu.

"Getaran truck trailer, dan sempitnya jalan mengancam pengguna jalan, anak anak sekolah dan masyarakat umum. Truk pengangkut galon aqua semestinya tunduk dan tertib dengan sesuai aturan kelas jalan," kata Abdullah.

Ia menegaskan dampak lain keberadaan Aqua, yakni soal produksi pertanian yang cenderung terus menurun. Salah satu faktor penyebabnya adalah kebutuhan air untuk irigasi pertanian yang berkurang lantaran merosotnya suplai air dari sumber mata air Umbul Sigedang dan Umbul Kapilaler. Abdullah pun memastikan kedua sumur Aqua tersebut berada di dekat dua sumber mata air ini.

“Eksplorasi air semestinya dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menganggu kebutuhan air warga,” ujarnya.

Berdasarkan catatan AMGA, sumur pertama Aqua di wilayah tersebut sudah mengambil air berkisar hingga 60 liter per detik sejak tahun 2003. Sementara sumur kedua diprediksi mampu mengambil 45 liter per detik. Padahal, menurut AMGA, sumur kedua tersebut diduga belum mengantongi izin operasional formal.

“Pengusahaan air PT Tirta Investama ini seharusnya memiliki kejelasan perijinan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku,” sambungnya.

AMGA pun menuntut dilakukannya evaluasi menyeluruh atas proyek privatisasi air yang dilakukan PT TIV Aqua Danone. AMGA menegaskan jika tuntutan tersebut tidak dilaksanakan, maka sebaiknya pabrik Aqua Danone di Klaten ditutup dan proyek tersebut dapat diarahkan untuk divestasi air bagi rakyat Klaten.

“AMGA kembali menuntut 90 persen pekerjaan di dalam PT Tirta Investama bisa melibatkan masyarakat lokal,” tutur Mukti Wibowo.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi