2 Bulan Lebih Hasil Tangkapan Nelayan Bedagai Anjlok

2 Bulan Lebih Hasil Tangkapan Nelayan Bedagai Anjlok
Puluhan kapal motor dari berbagai alat tangkap milik para nelayan di Bedagai, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai (Analisadaily/Zainal Abidin)

Analisadaily.com, Sergai - Dalam 2 bulan terakhir ini kondisi nelayan di daerah Bedagai, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, cukup memprihatinkan. Sebab, hasil tangkapan mereka jauh merosot alias anjlok.

Anjloknya hasil tangkapan para nelayan dari berbagai jenis alat tangkap yang digunakan disebabkan beberapa faktor, antara lain alam dan keamanan dari segi alat tangkap.

Ahmad (53) seorang nelayan di Bedagai menyebutkan, kurangnya hasil tangkapan nelayan disebabkan faktor alam, yaitu terjadi angin kencang yang diaringi gelombang besar, namun faktor tersebut sudah jauh berkurang.

“Faktor berikutnya adalah keamanan alat tangkap. Faktor inilah yang sekarang menjadi problem bagi nelayan. Sebab ratusan pukat trawl yang berasal dari Kabupaten Asahan dan Batubara setiap hari beroperasi di seputaran perairan Sergai, bahkan yang lebih parahnya lagi pada malam hari mereka beroperasi hanya sekitar dua mil dari bibir pantai,” kata Ahmad, Selasa (9/5).

Selain pukat trawl, tambah Ahmad, yang parahnya lagi Kapal Motor PI dari Belawan dan Tanjungbalai banyak beroperasi di wilayah Sergai, teruatama pada malam hari mereka beroperasi hanya sekitar 3 mil dari bibir pantai.

Akibat dari beroperasinya kapal motor yang menggunakan alat tangkap pukat trawl dan PI tersebut, menghancurkan habitat dan plankton-plankton laut serta ikan-ikan yang berada di pinggir, seperti bawal, udang, senangin, cumi-cumi, habis dikikis mereka yang pada akhirnya para nelayan di Bedagai tidak ada lagi tempat mencari ikan.

Karena tidak adanya lagi ikan di pingir, maka para nelayan Bedagai terpaksa mencari ikan dengan menempuh jarak 70 mil dari pintu Kuala Bedagai ke tempat ikan dan bahkan sampai dengan perbatasan dengan jiran tetangga negeri Malaysia yang memakan waktu 2 hari 2 malam baru pulang, dan hasilnya juga terkadang ada dan tidak ada.

Senada dengan yang disampaikan Ahmad, Usman (60), seorang nelayan di daerah ini juga mengeluh dengan kondisi yang terjadi saat ini. Sebab, bila hasil tangkapan nelayan tidak ada maka perekonomian di Bedagai lesu.

“Hampir 70 persen masyarakat Bedagai ini bermata pencarian sebagai nelayan,” ujarnya.

Namun demikian, Usman berharap kepada Polairud dan pihak keaman laut lainnya melakukan razia secara rutin di laut, supaya para nelayan yang menggunakan alat tangkap pukat trawl yang berasal dari Pagurawan, Kabuapten Batubara, tidak seenaknya merambah hasil laut di perairan Sergai, apalagi alat tangkap tersebut adalah alat tangkap yang dilarang pemerintah.

“Kami mohon kepada Sat Polairud Polres Sergai untuk dapat melaksanakan razia secara rutin agar para nelayan yang mengggunakan alat tangkap pukat trawl tidak seenaknya beroperasi di perairan Sergai ini, terutama pada malam hari,” ucap Usman.

Kasat Polairud, Iptu Syarizal, saat bertemu di Mako Polres Sergai beberapa waktu lalu, ketika dikonfirmasi tentang hal tersebut mengatakan jarang di kantor, dan hampir setiap hari di Mako Polres.

(BAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi