Aliansi Masyarakat Melayu Bersatu Sergai Aksi Damai Bela Rempang

Aliansi Masyarakat Melayu Bersatu Sergai Aksi Damai Bela Rempang
Aliansi Masyarakat Melayu Bersatu Sergai Aksi Damai Bela Rempang (Analisadaily/Zainal Abidin)

Analisadaily.com, Serdang Bedagai - Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Bersatu Serdang Bedagai (Sergai) menggelar aksi damai di tepi jalan depan Kantor Bupati, di Sei Rampah, Minggu (24/9).

Dalam aksi damai berlansung aman dan tertib di bawah pengawasan puluhan personel dari Polres Sergai dan Satpol PP dengan membetang spanduk bertuliskan "Aksi Damai Bela Rempang, Kembalikan Hak Rakyat, Tolak Penjajahan dan Imperialisme Bekedok Investasi".

Dalam aksi tersebut juga dibagikan pernyataan sikap yang berjudul “Aksi Damai Aliansi Masyarakat Melayu Serdang Bedagai Bela Rempang” kepada masyarakat yang melintas, berisikan "Kembalikan Hak Warga Rempang, Tolak Neoimperialis Komunis dan Oligarki Kapitalis Berkedok Investasi".

Ketua Aliansi Masyarakat Melayu Serdang Bedagai, Fahri Zaman Syah, dalam orasinya menyampaikan dengan tegas kembalikan hak warga Rempang.

Zaman Syah mengatakan dengan kuat, “Ingat saudara-saudaraku, persoalan Rempang ini bukan satu-satunya persoalan di negeri ini. Ini salah satu dari banyaknya persoalan yang ada di negeri ini.”

Usai kegiatan, saat diwawancarai wartawan, Fahri Zaman Syah mengatakan, massa aksi damai sekitar 300 orang. Dalam aksi tersebut hanya menyampaikan kepada umat saja.

Saat ditanya target aksi damai ini, Fahri Zaman Syah menjelaskan, “Yang pertama sebagai seorang muslim tentunya selain ibadah kita itu sesuai dengan aturan Islam, tapi juga seharusnya persoalan Rempang itu hanya bisa diselesaikan dengan cara yang Islam.”

Lanjutnya, “Tadi yang saya jelaskan berkaitan dengan Amru Bin Ash, ketika dia itu salah dalam mengambil kebijakan untuk salah satu warganya, maka di situ ada aturan bahwasannya seorang pemimpin itu memang tidak boleh lari dari pada koridor Islam, dia harus memang betul-betul memberikan hak kepada rakyatnya, bahkan rakyat itu memang mesti dilindungi hak-haknya.”

Di dalam lembaran pernyataan sikap tersebut terdapat pernyataan yang dirangkum sebagai berikut:

  1. Mengutuk keras aksi perampasan tanah warga di Pulau Rempang oleh Pemerintah karena hal itu merupakan kezaliman yang besar.
  2. Mengutuk keras segala tindakan represif, intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh tim gabungan aparat terhadap masyarakat Pulau Rempang dan Galang, sehingga masyarakat mengalami cedera, trauma dan kerugian materi.
  3. Menolak kebijakan Pemerintah yang lebih berpihak kepada investor yang mana kebijakan ini merupakan konfirmasi bahwa Pemerintah menerapkan kebijakan yang melayani kepentingan segelintir cukong oligarki kapitalis dan kehendak kapitalisme global dengan mengabaikan hak dan kepentingan rakyat.
  4. Menuntut agar Pemerintah menghentikan proyek Rempang Eco-City dan investasi perusahaan asal Cina, Xinyi Glass Holdings Limited.
  5. Secara khusus, dalam suasana bulan September dalam penanggalan Masehi, dimana bangsa ini pernah mengalami tragedi karena kudeta berdarah dari G 30 S PKI pada 1965, kami mengajak semua pihak, terus mewaspadai kebangkitan komunisme gaya baru, dan pada saat yang sama terus melawan kejahatan dan keserakahan ideologi sekularisme, kapitalisme liberal-demokrasi.
Di akhir aksi damai bela Rempang tersebut ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustaz Sidik Lubis dan pekikan takbir “Allahu Akbar”.

(BAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi