Lake Toba Writers Festival Bantu Lestarikan Bahasa dan Opera Batak (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Indonesia Wise menggelar Lake Toba Writers Festival (LTWF) 2023 selama dua hari 26-27 September, di Samosir, Sumatera Utara. Festival ini merupakan bagian visi pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) di Danau Toba.
CEO PT Indonesia Wise, Amol Titus, mengatakan festival ini adalah upaya untuk membantu melestarikan bahasa dan opera Batak kuno yang sangat membutuhkan dukungan untuk kebangkitan dan jangkauan khalayak yang lebih luas.
"Festival ini sebagai forum untuk sastrawan, budayawan, penulis, penyair, akademisi, media, pembaca dan lainnya dan berdiskusi tentang budaya sastra, aspek-aspek kreatif. Karena kalau kita datang ke Danau Toba banyak aspek budaya yang kaya di sini, seperti kuliner, pakaian, ulos, tarian (seni), sastra, cinderamata, dan lainnya," kata Amol.
Amol yang merupakan penulis dan pendidik senior tersebut menyebut sastra Batak perlu dukungan karena banyak yang belum mengetahui Batak mempunya aksara tersendiri, sehingga ini harus di preservasi budaya ini.
"Sastra Batak perlu support karena sastra Batak banyak orang seperti di Jakarta, ketika melihat poster aksara Batak mereka bertanya dan ketika mendapat penjelasan bahwa ini sastra Batak, dengan bahasa Batak mereka terkejut. Sehingga penting preservasi budaya ini," ujarnya.
Menurutnya sastra Batak ini tidak ada perservasi seperti sastrawan Saut Poltak Tambunan, budayawan Thomson Hutasoit. Padahal preservasi merupakan hal penting, ketika para sastrawan atau budayawan ini masih sehat dan ilmunya bisa di dengar dari perspektif mereka. Penulis muda pun bisa membagi ide atau informasi.
"Festival ini mempunyai ciri khas yang unik. Di mana festival penulis Danau Toba menggunakan tiga bahasa (bahasa Batak, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris). Diskusi ini komunikasinya cukup lancar dan dimengerti serta berinteraksi dengan baik," ucapnya.
Ciri khas lalin festival ini juga termasuk sastra (kuno, klasik, kontemporer), bentuk kreatif (prosa, puisi, opera) dan keberagaman (lokal, nasional, global) dengan cara yang benar-benar menggunggah dan inspiratif. Nilai lain festival ini lanjutnya, adalah TOR-TOR yang dipersentasikan sebagai truth (kebenaran), originality (keaslian), responsibility (tanggung jawab), team work (kerja sama), openness (keterbukaan) dan respect menghormati).
"Pariwisata berkelanjutan mempunyai tiga komponen konservasi yakni lingkungan, budaya dan masyarakat. Kami menyelaraskan berbagai pemangku kepentingan dalam inisiatif ini di Sumatera Utara," urainya.
Pihaknya juga terinspirasi oleh festival penulis Ubud, Bali. Semua pemangku kepentingan harus mendukung festival penulis seperti di Bali. "Kami ingin merayakan festival penulis, pembaca sastrawan, budayawan dan orang kreatif digelar setiap tahun di bulan September," ungkapnya
Dalam LTWF 2023 ini turut hadir sastrawan Saut Poltak Tambunan, budayawan Thomson Hutasoit, penulis Budi Hutasuhut, Sepwan Sinaga, Martha Pardede, Prof Robert Sibarani, Jekmem Sinulingga. Kemudian, diisi dengan penghormatan festival ke Sitor Situmorang dan Nahum Situmorang serta pertunjukan Opera Batak.
Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom melalui Pj Sekda Rita Tavip Megawati, mengapresiasi kegiatan Festival Penulis Danau Toba 2023 yang digagas oleh Amol Titus dari Indonesia WISE. Melalui festival ini juga berupaya untuk mempromosikan buku-buku yang dapat menambah perpustakaan lokal.
"Tujuan ini adalah untuk meningkatkan penambahan bahasa bagi guru serta mendorong penulis lokal. Semoga festival ini menjadi acara tahunan, kalender budaya dan sastra indonesia di tiap kabupaten. Festival ini juga mempromosikan UMKM yang ada disekitar Samosir, ini tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat," ungkapnya.
(DEL)