Setelah Dua Pekan, Pengungsi Rohingya Belum Dipindahkan

Setelah Dua Pekan, Pengungsi Rohingya Belum Dipindahkan
Kondisi pengungsi Rohingya saat berada di bawah tenda pengungsian dari Badan Penanggulaan Bencana Nasional (BNPB) di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, Rabu (17/1) (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)

Analisadaily.com, Karang Gading - Ratusan pengungsi Rohingya telah melalui masa tanggap darurat kemanusiaan selama dua pekan atau hingga 14 Januari 2024 sejak mereka mendarat pada 31 Desember 2023, namun sampai saat ini, Rabu (17/1), 157 pengungsi tersebut masih tinggal di tenda pengungsian. Warga berharap supaya para pengungsi segera dipindahkan.

"Keinginan kami supaya dari Pemerintah, UNHCR, Imigrasi segera memindahkan mereka lah," kata Herwansyah Putra, Koordinator Lapangan penanganan pengungsi Rohingya di Karang Gading, saat ditemui di lokasi pengungsian di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

"Soalnya kan begini, dari yang kita lihat, air bersih mereka tidak mencukupi. Jadi ada yang terkena penyakit kulit. Harapan kami sih seperti itu, sebenarnya," sambung Herwansyah.

"Kalau mengenai berapa lama mereka di sini kami belum tahu sampai kapan, kami belum bisa pastikan, kami ini kan dari Pemerintahan desa, yang paling bawah belum bisa menentukan, menunggu yang di atas saja lah," ucapnya.

Seorang ibu sedang memberi anaknya makan pada siang hari di tenda pengungsian Rohingya di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, Rabu (17/1). Analisadaily/Cristison Sondang Pane
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Sumut, Basarin Yunus Tanjung, pengungsi akan ditampung hingga 14 Januari 2024. Basarin mengatakan itu usai emimpin rapat terbatas bahas penanganan ratusan pengungsi di Kota Medan, Jumat (5/1). Sembari menunggu akan dilakukan penanganan kemudian, sampai akan diambil langkah dan diputuskan selanjutnya.

Herwansyah lanjut menjelaskan, kendala lain yang dihadapi yaitu mengenai makanan. Dia menjelaskan, jarak antara lokasi pengiriman makanan dengan pengugsian sangat jauh, karena harus menggunakan perahu sampai 30 menit.

"Masalah lain untuk saat ini bisa dikatakan tidak ada sih, hanya sedikit-sedikit, seperti makanan yang agak terlambat makan. Itu karena waktu dan jarak yang jauh," tutur Herwansyah.

Kepala Bidang Kesejahteraan Desa Karang Gading, Ponimin, berharap sesuai tanggal yang ditentukan harus segera dilaksanakan, karena sampai hari ini sudah lewat tiga hari.

Kapal yang ditumpangi pengungsi Rohingya dari Bangladesh terlihat kandas di perairan Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, Rabu (17/1). Analisadaily/Cristison Sondang Pane
"Segerakan untuk direlokasi ke tempat lain, yang pertama ke lokasi yang layak, kedua kita mengantisipasi kemauan masyarakat ini, bila semakin lama, ada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti awalnya warga minta secepat mungkin direlokasi," kata Ponimin saat ditemui di Kantor Kepala Desa Karang Gading.

Kata dia, pada tanggal 12 Januari 2023, Kepolisian Daerah Sumatera Utara telah menyerahkan pengungsi Rohingya ke Imigrasi dan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR).

"Artinya kalau sudah penyerahan, menurut kami, di situ seharusnya sudah menjadi tanggung jawab imigrasi langsung. Dari Imigrasi, sejak awal mereka sudah rutin datang, setelah penyerahan lebih rutin kita lihat," tuturnya.

Sejauh ini, kondisi di lapangan di Desa Karang Gading tidak ada penolakan karena lokasinya jauh, tetapi warga meminta supaya segera direlokasi ke tempat lain.

"Kita mendapatkan informasi, bahwa warga yang dekat dengan lokasi pengungsi, Desa Kwala Besar, berharap agar pengungsi segera berangkat, sehingga ikut membersihkan kapal, memperbaiki kapal yang rusak," ucap Ponirin.

Dia menambahkan, pada tanggal 14 Januari 2023, pihak Imigrasi menyampaikan ada penambahan waktu 10 hari lagi. Makanya dengan penambahan itu, mereka dari Pemerintahan Desa terkejut.

Pengungsi Rohingya di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang, menunggu kepastian relokasi ke tempat yang baru setelah masa tanggap darurat kemanusiaan berakhir pada 14 Januari 2024. Analisadaily/Cristison Sondang Pane
"Kepala Desa kita berangkat hari ini kemungkinan untuk memastikan hal itu," tambah Ponirin.

Salah satu pengungsi Rohingya, Muhammad Jubair (23), mengatakan dia sebenarnya tidak harus tinggal di satu negara yang menerima. Bagi dia, yang terpenting adalah dia bersama anak-anaknya mempunyai masa depan.

"Saya bisa tinggal di mana saja, asalkan anak-anak saya memiliki masa depan yang cerah," kata Jubair, yang berbicara menggunakan bahasa Inggris, saat ditemui di area pengungsian.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi