Matakin Sumut Ajak Warga Terapkan Wawasan Kebangsaan Supaya Hidup Rukun

Matakin Sumut Ajak Warga Terapkan Wawasan Kebangsaan Supaya Hidup Rukun
Matakin Sumut Ajak Warga Terapkan Wawasan Kebangsaan Supaya Hidup Rukun (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara (Sumut) diajak menerapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Ajakan disampaikan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Sumut.

Dengan hal itu, kemajemukan yang ada bukan menjadi pembeda tetapi justru menjadikan keindahan sehingga senantiasa hidup rukun di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Js. Suardi S,Pd selaku pemateri sosialisasi wawasan kebangsaan didampingi moderator Js. Laksmi Sukarto B.Sc MBA, mengatakan, wawasan kebangsaan dianggap tidak penting tapi ini yang paling penting untuk keutuhan NKRI. Bayangkan saja jika tidak memiliki 4 pilar pasti akan banyak kerusuhan ataupun kondisi yang mencekam.

"Paling penting justru wawasan kebangsaan karena bisa membuat negara ini tetap solid dan utuh di tengah-tengah perbedaan Suku, Agama dan Ras. Sehingga pemerintah meminta para majelis agama untuk melakukan sosialisasi kebangsaan dengan tujuan menciptakan nasionalisme warga negara," ujarnya saat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan bertema "Nasionalisme Seorang Junzi (Susilawan) Wujud Dari Laku Bakti," Sabtu (20/1) kemarin.

Suardi menambahkan, di manapun berada, kadar nasionalisme kita minimal 100 persen. Misalnya, jika mewakili negara Indonesia, negara harus berada di atas segala-galanya, jangan menjelek-jelekkan negara tetapi memberikan kata-kata positif tentang Indonesia.

"Tidak mudah menjaga negara untuk tetap utuh jika masyarakatnya tidak memiliki nasionalisme. Karena itu, dalam hidup harus menerapkan 4 pilar diantaranya, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika," ucapnya.

Ketua Matakin Sumut, ZL Muslim Linggouw mengatakan, keutuhan NKRI bukan hanya tanggung jawab pemerintah, sebenarnya ini juga adalah tanggung jawab bersama sebagai anak bangsa mengisi kemerdekaan NKRI. Apalagi, sejak awalnya masih ada keinginan yang menawarkan wujud pengikat lain, meskipun sejujurnya tidak ada yang lebih pas dari 4 pilar itu sendiri.

"Inilah yang perlu kita sadari, jangan sampai kita keliru melangkah atau terjebak dan kemudian baru menyesalinya kalau kemudian berakibat sangat fatal," sebutnya.

Perbedaan, lanjutnya, tidak perlu dipertentangkan, namun yang perlu pengejewantahan dalam kehidupan keseharian dan kehidupan berbangsa dan bernegara tetap harus dikawal agar tidak menyimpang dari hakikat berbangsa dan bernegara dan terus bergulir maju menggapai harapan tinggi demi NKRI.

"Sebaliknya kita para tokoh dan rohaniwan juga perlu mengawal penerapan nilai-nilai agama agar tidak menyimpang, jangan sampai terjebak bahkan sampai mengarah pada yang lainnya. Marilah kita bersama hidup bersatu, rukun, damai sejahtera, dan harmonis," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia, Dq. Parmin mengatakan, dengan adanya sosialisasi Wawasan Kebangsaan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan jiwa Nasionalisme setidaknya di kalangan umat Khonghucu di Sumut.

Hadir pada kegiatan tersebut, mewakili Biro Kesejahteraan dan Rakyat Sumut Pemerintah Provinsi Sumut, Ramadan, Ketua Plt PSMTI Medan Dr. Ferry Soemardi, Anggota DPRD Sumut, Sugianto Makmur, sesepuh Matakin Sumut, ZL. Tjong Yong Min, ZL. Irwanto Widjaja dan lainnya. Kemudian, Sekretaris Panitia, Js. Hendra dan Bendahara, Dq. Meilie.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi