OPINI

Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Toba: Pembangunan Infrastruktur & Pengelolaan Lingkungan

Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Toba: Pembangunan Infrastruktur & Pengelolaan Lingkungan
Elisabet Siahaan. (Analisadaily/Istimewa)

Oleh: Elisabet Siahaan*

Pemerintah terus giat memfokuskan pengembangan 5 destinasi pariwisata “Bali Baru” yang bertujuan untuk meningkatkan potensi pariwisata di Indonesia selain Pulau Bali. Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas tersebut adalah Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Hingga saat ini Kemenparekraf telah mengupayakan berbagai usaha dalam mengembangkan 5 Destinasi Super Prioritas tersebut. Mulai dari infrastruktur, kualitas jaringan telekomunikasi, produk ekonomi kreatif, hingga mempersiapkan SDM yang unggul sehingga diyakini mampu mendongkrak industri pariwisata Indonesia menjadi motor bagi peningkatan devisa, menciptakan multiplier effect dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Danau Toba yang merupakan salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas merupakan salah satu Danau terbesar dan terdalam di Asia Tenggara yang memiliki keindahan bentang alam yang mengundang decak kagum siapa pun yang melihatnya baik wisatawan nasional maupun internasional. Dengan keindahan alam Kaldera Toba, serta kondisi geologis yang unik, warisan tradisi budaya lokal yang kental, serta keanekaragaman hayati membuat Danau Toba diakui UNESCO sebagai Global Geopark. Pengakuan ini memberikan kebanggaan, kesempatan serta tanggung jawab bagi Indonesia untuk mendorong pengembangan perekonomian dan pembangunan berkelanjutan di Kawasan Danau Toba. Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah Daerah serta masyarakat setempat berkewajiban untuk meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari Kawasan Kaldera Toba, melindungi kekayaan alam dan keunikan geologis Danau Toba, Meningkatkan Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur, serta Pengelolaan lingkungan yang terfokus, terkoordinasi dan berkelanjutan.

Pembangunan dan pengembangan Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas dilaksanakan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama berbagai pihak. Kolaborasi antar kementerian, lembaga, pemerintah daerah, badan otorita, hingga pihak swasta menjadi penting untuk menjadikan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia. Pengembangan Kawasan Danau Toba telah dirancang dalam empat tahap yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik pariwisata secara bertahap. Tahap pertama, berlangsung dari tahun 2016 hingga 2018, difokuskan pada pemulihan dan peningkatan infrastruktur di sekitar Danau Toba. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur, sebagai dasar pembangunan selanjutnya.

Tahap kedua, dari tahun 2019 hingga 2021, fokus utama pada pengembangan dan peningkatan kualitas Danau Toba, sambil menggalakkan pembentukan pusat-pusat produksi lokal di setiap kawasan. Tujuanya untuk memperkuat ekonomi lokal dan memberikan dukungan kepada masyarakat setempat. Tahap ketiga, yang berlangsung dari tahun 2022 hingga 2024, menekankan pada integrasi antara destinasi pariwisata Kawasan Danau Toba dengan sentra produksi lokal. Infrastruktur yang handal menjadi kunci dalam menghubungkan keduanya, menciptakan pengalaman wisata yang menyeluruh dan berkelanjutan bagi pengunjung. Terakhir, Tahap keempat, dari tahun 2025 hingga 2027, fokus utama pada ekspansi Kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata berskala global. Infrastruktur yang telah terbangun menjadi landasan bagi upaya untuk menarik wisatawan dunia dan produk lokal tetap menjadi daya tarik utama.

Pembangunan infrastruktur di sekitar Danau Toba telah menjadi fokus utama pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, proyek-proyek seperti pembangunan jalan, penyediaan air, dan penataan kawasan rest area telah dilakukan, sementara tahun 2021 melihat upaya preservasi dan pelebaran jalan serta pembangunan jembatan dan akses bandara. Pada tahun 2022, pembangunan kawasan panorama Tele dan Waterfront City Pangururan menjadi prioritas, bersama dengan proyek Hotel Bintang Lima pertama di kawasan Destinasi Super Prioritas Danau Toba, yakni Labersa Kaldera Resort. Sedangkan tahun 2023 fokus pada pembangunan infrastruktur komunikasi (WiFi) untuk menyambut kejuaraan dunia perahu motor F1 Power Boat, dan pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), pembangunan jalan tol Kuala Tanjung - Tebing Tinggi – Sinaksak – Parapat untuk mempermudah akses ke Danau Toba, dengan harapan waktu perjalanan dari Medan ke destinasi pariwisata super prioritas tersebut menjadi lebih singkat.

Saat ini, kawasan Danau Toba dihadapkan pada sejumlah masalah lingkungan, termasuk penurunan kualitas air, kerusakan hutan, kehilangan biodiversitas, perubahan iklim, pengelolaan sampah yang buruk, dan pertumbuhan urbanisasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah dan masyarakat telah mengimplementasikan kebijakan penataan ruang, perlindungan ekosistem, dan pembangunan infrastruktur. Program-program penyelamatan lingkungan seperti pengendalian pencemaran air, perlindungan keanekaragaman hayati, dan peningkatan partisipasi masyarakat juga telah dilakukan. Selain itu, diversifikasi mata pencaharian dan pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi fokus untuk mengurangi tekanan pada lingkungan. Masyarakat juga diminta untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian, berpartisipasi membersihkan danau, memantau kualitas air, melakukan penataan dan pengelolaan budidaya ikan, serta sosialisasi pentingnya menjaga ekosistem Danau Toba.

Agar Visi jangka panjang terwujud yaitu meningkatkan daya tarik dan perekonomian Kawasan Danau Toba secara global, dan menjadi salah satu destinasi pariwisata paling menonjol di dunia, maka mari kita bersama-sama berusaha mewujudkan keseimbangan berkelanjutan antara pelestarian alam, pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

*Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi