Tim pengabdian berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang diketuai Dr Wahyu Ario Pratomo SE, MEc, dan 3 dosen lainnya sebagai anggota antara lain Dr Yasmin Chairunisa Muchtar SP., MBA, Yola Anggia SE, M. Ec dan Walad Altasani HR SE., M.Ec pengabdian di Desa Tanjung Pasir yang memiliki segudang potensi yang apabila dikelola dengan baik dapat membantu peningkatan pendapatan masyarakat.

Ketua Tim Pengabdian dari LPPM USU Dr Wahyu Ario Pratomo SE, MEc kepada wartawan, Senin (23/9) mengutarakan desa ini memiliki potensi di bidang pertanian, produksi gula aren, kepiting asoka, ternak bebek, lidi sawit, serta budidaya lebah kelulud.

Dalam 2 tahun terakhir, fokus pemerintah desa ditujukan kepada budidaya lebah kelulud. Selain mempunyai nilai jual yang tinggi, budidaya lebah ini dirasa cukup mudah untuk dilakukan dan mudah untuk dikelola bersama. Terdapat dua kelompok peternak madu di Pangkalan Susu yaitu di Kecamatan Tanjung Pasir dan Kecamatan Beras Basah. Di Tanjung Pasir terdapat “Kelompok Tani Hutan Maju Bersama Trigona” yang beranggotakan 13 kepala keluarga.

Lebah Kelulud merupakan jenis lebah penghasil madu yang berbeda dengan lebah madu. Lebah madu merupakan jenis lebah yang cukup berbahaya apalagi bila dibudidayakan disekitar pemukiman warga. Lebah madu memiliki sengat yang mempunyai racun dan cukup berbahaya apabila dibudidayakan di pemukiman warga. Mengigat kondisi desa yang padat akan penduduk, lebah jenis kelulut dirasa lebih sesuai dibudidayakan di desa ini untuk menghindari resiko adanya bahaya dari sengatan lebah kepada penduduk sekitar. Namun, Lebah kelulut telah berhasil dibudidayakan di Terengganu, Malaysia.

Salah satu yang berhasil membudidayakan lebah kelulut UiTM (Universiti Teknologi Mara). Budidaya ini dilakukan di dalam area kampus dengan meletakkan rumah-rumah lebah ditempat yang telah ditentukan asalkan kawasan tersebut banyak ditanami jenis bunga yang menjadi makanan lebah. Hasil dari budidaya ini menghasilkan madu kelulut yang diberi nama “UiTM Honey” yang telah dipasarkan hingga keluar Malaysia. Berdasarkan informasi yang diperoleh, harga jual madu kelulut lebih tingi berbanding dengan madu yang dihasilkan oleh lebah madu karena belum banyak orang yang membudidayakan lebah jenis kelulut dan juga setelah melalui uji laboratorium diketahui bahwa manfaat yang terkandung didalam madu kelulut lebih besar berbanding madu dari lebah madu.

Berdasarkan survei lapangan yang dilakukan tim pengabdian, Kelompok Tani Hutan Maju Bersama Trigona setuju untuk dihadirkan ahli/ pakar dari UiTM Terengganu untuk memberikan masukan, pengajaran dan solusi untuk permasalahan yang dihadapi.

Tim pengabdian akan berkolaborasi dengan UiTM (Universiti Teknologi Mara) Terengganu untuk dapat memberikan ilmu mengenai budidaya lebah kelulut. Sebagaimana yang diketahui, UiTM Terengganu telah berhasil membudidayakan lebah kelulut di area kampus dan berhasil menghasilkan madu kelulut yang dapat dijual kembali untuk meningkatkan pendapatan.

Kemudian Kelompok Tani Hutan Maju koo Bersama Trigona akan diajarkan untuk membuat koloni baru tanpa harus menunggu sinso mencari kayu kehutan. Semakin banyak koloni yang ada, maka semakin banyak madu yang dapat dihasilkan sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya anggota Kelompok Tani Hutan Maju Bersama Trigona. Harapannya, dengan harga jual madu kelulut yang lebih tinggi dapat menjadi aktivitas konomi yang bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat Desa Tanjung Pasir.

(ARU/BR)