Wisata Sejarah ke Museum Jamin Ginting

Oleh: Syafriana Sitorus.

Museum merupakan salah satu kekayaan sejarah yang patut dilestarikan baik sejarah lokal maupun nasional. Liburan pekan bisa diisi dengan berwisata alam maupun wisata sejarah. Apalagi jika wisata sejarah berada di daerah wisata seperti Kabupaten Karo. Salah satu wisata sejarah yang terke­nal adalah Museum Jamin Ginting, berada di Desa Suka, Keca­mat­an Tiga Panah, Kabupaten Karo.

Letnan Jenderal Jamin Ginting adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia. Beliau merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang memiliki tekad besar melindungi tanah air, terutama sewaktu masa penjajahan Jepang (1942-1945) dan Agresi Militer Belanda I dan II (1947-1949). Letjen Jamin Ginting lahir pada 12 Januari 1921 di Desa Suka, Kecamatan Tiga Pa­nah, Kabupaten Karo. Wafatnya pada 23 Oktober 1974 di Ottawa, Kanada (Saat menjabat Dubes RI) dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Semasa hidupnya, beliau telah menyandang  berbagai jabatan seperti Komandan Resimen, Komandan Pangkalan Tentara dan Teritorium, Panglima Tentara dan Teritorium Bukit Barisan di Sumatera Utara dan menjadi Asisten II Menteri Panglima Angkatan Darat dan Inspektur Jenderal Angkatan Darat di Jakarta.

Sejarah dan prestasi-prestasi beliau baik nasional maupun internasional akan lebih lengkap anda pelajari di dalam Museum Letjen Jamin Ginting dan ditambah dengan belajar mengenal budaya Batak Karo. Hal ini akan me­n­ginspirasi kita. Sebab beliau adalah anak bang­sa yang berasal dari daerah (Sumatera Utara) telah membuktikan rasa cintanya kepada tanah air, Indonesia dan telah berhasil men­dapatkan beberapa penghargaan nasional dan international.

Pada lantai 1 setelah masuk, anda terlebih dahulu memesan tiket seharga Rp. 5.000 per orang. Lantai 1 berisi benda-benda budaya khas karo seperti yang telihat pada gambar (Alat Bertani, Bakul, Raga Dayang-Dayang, Alat Pemintal Tali, Kampil (Tempat Sirih), Petak Mbako, Kalakati, Tutu-Tutu, Calung, Kudin). Selain itu, anda akan melihat baju adat karo yang menyambut anda di depan tangga lantai 2. Ada juga alat tenun dan kain khas karo di lantai 1.

Hal menarik dari museum ini adalah anda tidak perlu “Guide/ Pemandu” untuk mence­ritakan kisah dari Letjen Jamin Ginting karena ada panah-panah yang telah ditempel­kan di lantai 2. So, pasti anda tidak akan bingung atau kesasar!. Pada lantai 2 dirancang dalam tema “Story Lay Out (Cerita Berjalan)” dimana kisah dari Letjen Jamin Ginting ditulis di dinding yang dilengkapi dengan gambar dan barang-barang beliau. Silsilah keluarga (Family tree) juga ada dibuat di lay out tersebut. Pengunjung belajar sejarah dengan membaca ceritanya dan mengikuti anak panah. Cerita tersebut dilengkapi dengan foto berlatar hitam putih membuat cerita semakin hidup.

Barang-barang peninggalan beliau masih tersimpan baik dan rapi di museum seperti pakaian resmi dan pangkat-pangkat selama menjabat, barang pribadi, dan cinderamata dari berbagai pihak. Pada lantai ini, ana juga akan melihat film dokumenter beliau yang diputar. Suasana dilantai ini sejuk dan tenang sehingga anda bisa mengambil beberapa gambar disana.

Area di luar gedung juga tersedia rumah adat, pakaian, barang-barang dan makanan khas dari Karo yang beberapa diantaranya di jual disana. Ada juga tempat yang disediakan bagi para pengunjung untuk “photo booth” dengan tarif sesuai banyak gambar yang diambil. Banyak wisatawan yang datang dari dalam dan luar negeri yang mampir setelah mendatangi tempat-tempat wisata alam yang berada dekat dengan museum.

Pengunjung museum bukan hanya anak-anak sekolah tetapi juga sekumpulan keluarga besar atau sekumpulan orang kantor bahkan mahasiswa. Anda juga akan merasakan sensasi dingin dan sejuknya Kabupaten Karo di area museum ini. Ada be­berapa tempat yang bisa dijadikan lokasi untuk pengambilan gambar khususnya di depan Museum, anda akan melihat pa­tung besar Letjen Jamin Ginting yang berdiri dengan gagahnya dengan  tulisan “BAGIMU NEGERI, KUSERAHKAN JIWA RAGAKU”

Mari berwisata dengan mengenal sejarah di Museum Jamin Ginting. Pepatah jerman mengatakan bahwa “Nur Jenes Volk kann gross werden dan seiner Helden ehren kann (hanya bangsa yang tahu menghargai pahlawan-pahlawanna bisa menjadi satu bangsa yang besar)”.

***

(Penulis adalah Alumni FKM USU, Asal Tanjungbalai)

()

Baca Juga

Rekomendasi