Permasalahan HIV/AIDS di Sumut Harus Menjadi Perhatian Serius

Permasalahan HIV/AIDS di Sumut Harus Menjadi Perhatian Serius
Ilustrasi (Pixabay)

Analisadaily (Medan) - Belum maksimalnya Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dalam menuntaskan permasalahan HIV/AIDS yang ada di Sumatera Utara (Sumut) harus menjadi perhatian bagi seluruh jajaran pemerintah.

Kepala Sekretariat KPA Sumut, Achmad Ramadhan mengatakan, peran KPA belum maksimal karena persoalan anggaran dan koordinasi, lantaran masih tingginya angka penderita HIV/AIDS di Sumut, dan masih kuatnya stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Tidak hanya itu, juga belum maksimalnya penemuan kasus yang harus mendapatkan CST (Care, Support dan Treatment), serta belum maksimalnya keberanian masyarakat memanfaatkan fasilitas kesehatan Klinik VCT untuk mengetahui status HlV-nya.

"Makanya, kendala-kendala yang sudah dijelaskan sangat perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, baik jajaran pemerintahan maupun masyarakat secara komprehensif," katanya, Senin (2/12).

Menurut Ramadhan, momentum peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) pada 1 Desember kemarin hendaknya mendorong semuanya untuk menghindari faktor risiko penularan, dan memberanikan diri guna mengetahui status HIV-nya.

"Hal ini demi mendapatkan treatment yang lebih dini, sehingga penularan dapat ditanggulangi lebih cepat dan kehidupan sosial akan berjalan dengan normal," tegasnya.

Dari jumlah 9.362 ODHA di Sumut, Kota Medan merupakan daerah paling tinggi dengan 5.272 ODHA, yaitu dengan rincian 2.249 HIV dan 3.023 AIDS yang diikuti Deli Serdang, Karo, Pematang Siantar, dan Toba Samosir.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penderita paling banyak adalah laki-laki 7.187 ODHA (3.144 HIV/4.043 AIDS), dan perempuan 2.175 ODHA (1.038 HIV/1.137 AIDS). Sedangkan golongan umur paling banyak didominasi 30-39 tahun dengan jumlah 3.842 ODHA (1.761 HIV/2.081 AIDS).

Kemudian umur 19-29 tahun 3.636 ODHA (1.471 HIV/2.165 AIDS) dan 40-49 tahun 1.242 ODHA (630 HIV/612 AIDS).

(JW/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi