Ditolak di Lima Negara Akibat Khawatir Virus Corona

PM Kamboja Izinkan Kapal Pesiar AS Berlabuh di Negaranya

PM Kamboja Izinkan Kapal Pesiar AS Berlabuh di Negaranya
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen (kedua dari kiri) menyambut penumpang kapal Westerdam di Pelabuhan Sihanoukville (AFP)

Analisadaily.com, Phnom Penh - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, menyambut penumpang Kapal Pesiar Holland America MS Westerdam di Pelabuhan Sihanoukville, Kampong Saom, Kamboja.

Di tengah ketakutan negara-negara lain atas serangan virus corona (Covid-19), Hun Sen justru memberi izin kapal tersebut untuk bersandar di negaranya. Bahkan ia menyambut para penumpang tanpa mengenakan masker.

Untuk meyakinkan bahwa kapal itu bebas virus corona, para pengawal perdana menteri juga memerintahkan orang-orang yang memakai masker untuk melepasnya.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Kamboja, W. Patrick Murphy, yang membawa keluarganya untuk menyambut para penumpang Kapal Westerdam juga tidak mengenakan masker.

"Kami sangat, sangat berterima kasih kepada Kamboja yang telah membuka pelabuhan dan pintu bagi orang-orang yang membutuhkan," kata Murphy, dilansir dari StraitTimes, Selasa (18/2).

Namun setelah ratusan penumpang turun, satu orang dinyatakan positif terkena virus corona. Kepastian penumpang itu positif mengidap virus dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.

Wisatawan berusia 83 itu terbang ke Malaysia dari Kamboja hari Jumat (14/2) bersama 144 orang lainnya dari kapal tersebut. Alhasil sejumlah pihak mulai mengkhawatirkan keputusan sang Hun Sen.

Sebelum merapat di Sihanoukville, kapal tersebut sudah ditolak bersandar di lima negara meskipun operator pelayaran sudah meyakinkan para bahwa para penumpang kapal bebas dari corona.

Keputusan Hun Sen mengizinkan kapal tersebut berlabuh di negaranya mendapat simpati banyak pihak. Namun di sisi lain para pengkritiknya menuding pria berusia 67 tahun itu telah bertindak gegabah.

"Tentu saja, dia harus melakukan apa yang dilakukan diktator. Apa pun yang menjadi kepentingan terbaik rakyat Kamboja sama sekali tidak relevan baginya," kata Sophal Ear, pengamat politik Kamboja di Occidental College, Los Angeles.

Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah keputusan Hun Sen tersebut memiliki potensi bencana bagi negaranya.

Kementerian Kesehatan Kamboja menjelaskan 409 dari 2.257 penumpang dan awak kapal telah meninggalkan Kamboja untuk kembali ke negaranya masing-masing. Sementara sisanya masih bertahan di hotel-hotel Phnom Penh dan di atas kapal.

Hari Senin (17/2) kemarin Hun Sen mengarahkan para pejabatnya untuk membawa penumpang Westerdam yang masih berada di Kamboja untuk bertamasya.

"Tur keliling kota lebih baik daripada tinggal di kamar atau di hotel. Mereka bisa merasa bosan atau takut," bunyi sebuah unggahan di halaman Facebook Hun Sen.

(EAL)

Baca Juga

Rekomendasi