Penempatan pasukan Srikandiini hanya dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari Jumat saja. Tujuannya untuk menggantikan petugas laki-laki agar tetap bisa menunaikan ibadah Salat Jumat.

Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Ari Lasta Irawan, kepada wartawan, Jumat (3/7) mengatakan, hari ini sudah Jumat kedua, Posko Covid-19 Perbatasan dijaga petugas wanita. Pengambilalihan Posko Perbatasan oleh petugas Srikandi dilakukan dari pukul 11.00 WIB-14.00 WIB.

“Salat Jumat wajib bagi laki-laki dewasa, menjaga posko perbatasan Covid-19 juga sangat penting. Keduanya tidak boleh ditinggalkan,” tegas Kapolres.

Ari Lasta berpendapat, pengerahkan petugas wanita di Posko Perbatasan Covid-19 merupakan solusi tepat agar tugas dan tanggung jawab melaksanakan salat, dan menjaga perbatasan bisa dilaksanaan bersamaan.

“Jumlah petugas wanita dari Polwan kita kerahkan sebanyak 10 personel, juga didukung petugas dari Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, dan BPBD masing-masing lima orang, ditambah lagi personel dari Kowad,” paparnya.

Menurut Kapolres, prosedur pemeriksaan penumpang di Pos Covid-19 perbatasan yang dipusatkan di gedung Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) atau Jembatan Timbang Seumadam meski dijaga oleh aparat perempuan, namun tahapan pemeriksaan orang sama sekali tidak berbeda.

“Dari pemeriksaan suhu tubuh, identitas dan rapid test tetap dilakukan, bila ada warga pendatang masuk ke Aceh dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius,” ungkap Ari Lasta.

Kabag Ops Polres Aceh Tamiang, AKP Sukirno menyatakan, setiap harinya Posko Perbatasan Covid-19 Aceh Tamiang dijaga 64 petugas, terdiri atas 24 personel polisi dan 10 anggota TNI. Sedangkan dari instansi Pemda, yakni, Dinkes, Dishub, BPBD ,juga masing-masing mengutus 10 petugas dari Gugus Tugas Covid-19.

“64 personel bertugas selama 12 jam dibagi dalam dua shift,” kata Kabag Ops.

(DHS/RZD)