Petugas hotel mengenakan alat pelindung wajah (Face shield) dan masker menyemprotkan cairan disinfektan saat membersihkan pintu masuk Hotel Oasis, di Banda Aceh, Aceh, Rabu (15/7/2020). (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Analisadaily.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, meminta sektor pariwisata di Aceh harus menyiapkan diri dengan konsep adaptasi kebiasaan baru. Apalagi di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
"Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor paling siginifikan terkena dampak dari pandemi ini," kata Plt Gubernur Aceh, saat membuka acara The Light of Aceh in Jogja, di Malika Ballroom Sleman City Hall, Sleman Yogyakarta, Kamis (23/7), secara virtual.
United Nation World Tourism Organisation (UNWTO) sudah memprediksi terjadi penurunan kunjungan wisatawan global sebesar 20-30 persen.
Begitu juga dilaporkan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), perusahaan multinasional Top 5000 yang merevisi pendapatannya secara drastis adalah perusahaan yang bergerak di sub-sektor akomodasi dan restoran serta transportasi.
"Dua subsektor ini menjadi sektor yang sangat berhubungan dengan pariwisata," ujarnya.
Di dalam negeri, tambahnya, angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Mei 2020 menurun drastis, hingga minus 86,90 persen di banding Mei 2019.
Penurunan ini juga dialami pada jumlah penumpang penerbangan domestik dan internasional, serta tingkat hunian hotel.
"Gelombang melesunya sektor pariwisata ini, turut pula melanda Aceh," sebut Nova.
Walaupun demikian, Nova meminta semua pihak tidak putus harapan. "Kita tidak seharusnya putus harapan. Asa harus selalu dipertahankan," ungkapnya.
Untuk itu, Plt Gubernur meminta sektor pariwisata harus menyiapkan diri dengan konsep adaptasi kebiasaan baru'. Hotel, restoran, dan tempat wisata harus membiasakan diri dengan protokol kesehatan.
"Itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19, seperti pemakaian masker, cuci tangan, dan menjaga jarak antar individu," pungkasnya.
(MHD/RZD)
