Seorang pria memegang komputer laptop saat kode cyber diproyeksikan padanya dalam gambar ilustrasi ini. (Reuters/Kacper Pempel/Ilustrasi)
Analisadaily.com, Lyon - Badan kepolisian global, Interpol, memperingatkan tentang tingkat kejahatan cyber yang mengkhawatirkan selama pandemi Coronavirus, karena para penjahat mengambil keuntungan dari orang-orang yang bekerja dari rumah untuk menargetkan lembaga-lembaga besar.
Sebuah penilaian oleh organisasi yang berbasis di Lyon menemukan pergeseran target yang signifikan oleh penjahat dari individu dan bisnis kecil ke perusahaan besar, pemerintah dan infrastruktur kritis.
"Penjahat dunia maya mengembangkan dan meningkatkan serangan mereka pada kecepatan yang mengkhawatirkan, mengeksploitasi ketakutan dan ketidakpastian yang disebabkan situasi sosial dan ekonomi yang tidak stabil karena Covid-19," kata Sekretaris Jenderal Interpol, Jenderal Juergen Stock.
"Meningkatnya ketergantungan online untuk orang-orang di seluruh dunia juga menciptakan peluang baru, dengan banyak bisnis dan individu yang tidak memastikan cyberdefence mereka mutakhir," sambung Stock dilansir dari
Channel News Asia, Selasa (4/8).
Laporan itu mengatakan para penjahat dunia maya mengirimkan email bertema Covid-19 phishing, yang berupaya mendapatkan data rahasia dari pengguna, sering kali menyamar sebagai pejabat pemerintah dan kesehatan.
Penjahat dunia maya semakin menggunakan malware yang merusak terhadap infrastruktur kritis dan institusi perawatan kesehatan.
Dalam dua pekan pertama bulan April 2020, terjadi peningkatan serangan ramsomware, pengguna harus membayar uang agar komputer mereka dapat bekerja kembali.
Kata Interpol, ada juga peningkatan penyebaran berita palsu dan informasi yang salah yang terkadang menyembunyikan malware.
Dari Januari hingga April, sekitar 907.000 pesan spam, 737 insiden terkait dengan malware dan 48.000 URL jahat, semua yang terkait dengan Covid-19 terdeteksi oleh salah satu mitra sektor swasta Interpol.
Badan itu memperingatkan tren itu akan berlanjut dan peningkatan kejahatan dunia maya sangat mungkin terjadi dalam waktu dekat.
"Kerentanan terkait dengan bekerja dari rumah dan potensi peningkatan manfaat finansial akan membuat penjahat cyber terus meningkatkan aktivitas mereka dan mengembangkan metode yang lebih maju dan canggih," kata Stock.
Begitu vaksin Covid-19 tersedia, Interpol mengatakan, sangat mungkin, bahwa akan ada lonjakan lain dalam phishing terkait dengan produk medis ini serta intrusi jaringan dan serangan cyber untuk mencuri data,” tambahnya.
(CSP)