Pengumuman layanan baru yang disebut OnZoom ini muncul untuk membantu orang dan kelompok yang tidak dapat mengadakan acara secara langsung akibat pandemi Covid-19.

"Masa sulit yang kami alami telah mengajari kami tentang bekerja dari jarak jauh," kata pendiri sekaligus Kepala Eksekutif Zoom, Eric Yuan, dilansir dari Strait Times, Selasa (20/10).

"Masa depan komunikasi akan menjadi campuran dari praktik fisik dan virtual terbaik," sambungnya.

OnZoom memungkinkan pengguna untuk menyelenggarakan dan memonetisasi acara seperti kelas yoga, konser, acara komedi hingga pelajaran musik sehingga penyelenggara tetap mendapat pemasukan layaknya acara langsung.

"Kami merasa terinspirasi oleh semua cara menakjubkan dunia beradaptasi dengan penutupan acara secara langsung," ujar manajer produk Zoom, Aleks Swerdlow.

Layanan OnZoom yang segera diluncurkan di Amerika Serikat, memungkinkan tiket berbayar dengan opsi menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan ke organisasi filantropi.

Untuk periode peluncuran awal, Zoom mengatakan tidak akan mengambil komisi atas penjualan tiket.

Perusahaan juga mulai mengizinkan pengembang aplikasi pihak ketiga untuk kolaborasi dan produktivitas yang kemudian diintegrasikan ke dalam Zoom yang disebut Zapps.

Selama pandemi Covid-19, Zoom mengalami lonjakan harga saham hingga 650 persen. Saat ini aplikasi tersebut menampung lebih dari 300 juta pengguna setiap hari termasuk 125.000 sekolah.

(EAL)