Asosiasi Islam Ungkap Indahnya Kehidupan Beragama di Xinjiang China

Asosiasi Islam Ungkap Indahnya Kehidupan Beragama di Xinjiang China
Salah satu masjid di Xinjiang, China (AFP)

Analisadaily.com, Xinjiang - Asosiasi Islam Xinjiang pada Selasa (3/11) merilis laporan tentang indahnya kehidupan beragama di wilayah barat laut China. Asosiasi bersikeras pemerintah setempat menjamin kebebasan beribadah di daerah otonomi yang mayoritas penduduknya beretnis Uighur.

Dilansir dari Ecns.cn, Rabu (4/11), baru-baru ini beberapa pasukan anti-China dari Amerika Serikat dan beberapa negara barat lainnya menyebarkan kekeliruan bahwa Xinjiang membatasi kebebasan berkeyakinan dan menghancurkan masjid dengan paksa.

“Mengabaikan fakta, klaim tak berdasar tersebut telah sangat melukai perasaan umat muslim di Xinjiang dan menimbulkan kemarahan serta oposisi yang kuat,” bunyi laporan tersebut.

Laporan juga menyebutkan, hak atas kebebasan berkeyakinan beragama di Xinjiang sepenuhnya dijamin, dan aktivitas keagamaan normal dilakukan dengan cara yang tertib. Kebiasaan makan muslim, festival, praktik pernikahan dan pemakaman, serta adat istiadat dan ritual juga dihormati di Xinjiang.

“Berkat dukungan kuat dari pemerintah, kondisi masjid telah diperbaiki secara menyeluruh, dan masjid telah dilengkapi dengan fasilitas air leding, listrik, gas alam, pemanas, dan komunikasi. Jalan menuju masjid telah diperbaiki untuk mempermudah akses,” sebut laporan.

Selain itu, pemerintah di semua tingkatan di Xinjiang telah mengambil tindakan efektif untuk membantu organisasi keagamaan dan sekolah agama meningkatkan kondisi kerja, dan pengajaran mereka. Institut Islam Xinjiang telah membangun kampus barunya, serta 8 cabang di seluruh Xinjiang.

Sejak tahun 1996, banyak umat Islam telah mengambil penerbangan charter yang diatur oleh pemerintah untuk berziarah ke Mekkah, Arab Saudi. Hingga saat ini, lebih dari 50.000 muslim di wilayah tersebut telah menunaikan ibadah haji.

“Hak tokoh agama untuk berpartisipasi dalam musyawarah dan penyelenggaraan urusan negara sepenuhnya dijamin,” masih bunyi laporan.

Lebih dari 1.400 tokoh agama dari semua kelompok etnis di Xinjiang bertugas sebagai wakil kongres rakyat atau anggota komite Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China di semua tingkatan untuk menggunakan hak, untuk berpartisipasi dalam musyawarah dan administrasi urusan negara.

“Melihat kerukunan beragama di Xinjiang, beberapa orang di Amerika Serikat menjadi resah, mengarang dan menjual serangkaian kebohongan dan kesalahan untuk mencapai agenda tersembunyi mereka. Faktanya, Amerika Serikat sendiri dilanda diskriminasi agama yang serius,” tegas Asosiasi Islam Xinjiang dalam laporan.

“Kami mendesak AS untuk lebih memperhatikan diskriminasi agama di negerinya sendiri, berhenti mempolitisasi masalah agama, apalagi menodai nama suci agama, karena rumor dan fitnah tidak dapat menyangkal fakta bahwa kebebasan beragama dijamin di Xinjiang,” bunyi akhir laporan.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi