Program Kotaku Tanjungbalai Benahi Kawasan Sirantau yang Kumuh

Program Kotaku Tanjungbalai Benahi Kawasan Sirantau yang Kumuh
Dinding penahan abrasi Sungai Silau di permukiman Kawasan Sirantau, Tanjungbalai sedang dikerjakan. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tanjungbalai - Melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Tanjungbalai, Kawasan Sirantau yang sering disebut warga “daster” (daerah sering terendam) tak lagi kumuh. Sebelumnya, kawasan permukiman Sirantau sering tergenang. Abrasi Sungai Silau ditambah air pasang mengakibatkan permukiman becek, sampah yang terbawa air akan tertinggal, drainase buruk dan tidak mampu mengalirkan air hujan.

“Jalan lingkungan yang rusak menghambat arus/sirkulasi, permukiman yang padat rawan bencana kebakaran dan indeks kebahagian yang rendah akibat tidak terdapatnya ruang terbuka publik. Itulah gambaran wajah permukiman Kawasan sirantau,” ujar Asisten Koordinator Kota Tanjungbalai Bidang Manajemen Keuangan, Edy Haris Siregar, dalam siran persnya Kamis (19/11).

Ia menjelaskan, tapi kini semua berubah. Melalui Program Kotaku kawasan tidak akan lagi kumuh, sebab di kawasan Sirantau sedang berjalan proyek peningkatan kualitas permukiman Kumuh skala kawasan. “Gemerlap pembangunan di tepi Sungai Silau yang dahulu merupakan aktivitas Kesultanan Melayu Asahan pun tercipta,” katanya.

Dikatakan, 2020 merupakan klimaks dari kegiatan skala kawasan Sirantau, setelah melewati proses yang panjang dimulai pada 2017, yakni menyusun memorandum program, paparan berulangkali, revisi berulangkali, akhirnya membuahkan hasil yang sebanding dengan terlaksananya kegiatan ini. Proses yang panjang juga memberikan ilmu dan pengalaman kepada pihak yang terlibat.

Dengan terlaksananya kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh skala Kawasan Sirantau Kota Tanjungbalai akan mengubah wajah permukiman Kawasan Sirantau dan perlahan akan melupakan sebutan “daster” (daerah sering terendam) dan terciptanya kemilau permukiman di tepi Sungai Silau Kawasan Sirantau.

“Dinding penahan mini pile akan menahan abrasi Sungai Silau, dinding akan menghalau air pasang yang membawa sampah ke permukiman, jalan inspeksi dan pedestrian akan mencegah pembangunan rumah di atas air dan mengubah hadap rumah yang sebelumnya membelakangi sungai menjadi menghadap sungai, perbaikan jalan akan memperlancar aktivitas warga, perbaikan drainase akan mengalirkan air hujan dan ruang terbuka publik akan meningkatkan indeks kebahagian warga,” ujar Edy.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi