Atasi Banjir Medan, Perlu Kerjasama Antar Daerah

Atasi Banjir Medan, Perlu Kerjasama Antar Daerah
Genangan air tampak menutup ruas jalan di Kota Medan pasca sungai Belawan meluap. (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Medan - Hujan deras yang melanda kawasan pegunungan di Sumatera Utara, mulai Kamis petang hingga Jumat dinihari, menyebabkan sejumlah sungai yang melintasi Kota Medan meluap.

Luapan paling parah terjadi di aliran Sungai Belawan yang menyebabkan ratusan rumah di sana terendam banjir. Laporan BPBD Sumatera Utara menyebut, luapan air mulai terjadi pada Jumat (4/12) dinihari. Ketinggian air bahkan mencapai enam meter.

Hal serupa juga terjadi di kawasan Medan Maimun yang dilintasi Sungai Deli. Ratusan rumah di kawasan itu juga terendam banjir. Masyarakat secara swadaya dibantu pihak BPBD dan aparat keamanan mulai membangun posko. Ratusan orang juga dilaporkan mengungsi.

Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Deli, Luhut Sihombing menyebut, sejak lama para pemerhati lingkungan telah mengingatkan Pemko Medan dan jajaran terkait untuk mengantisipasi banjir kiriman dari hulu.

"Inilah yang biasa disebut banjir makro, karena penyebabnya adalah limpasan debit air dari hulu sehingga sungai-sungai yang ada tak bisa menahan debit air," kata Luhut.

Dia menyebut, banjir yang terjadi di Kota Medan kali ini memang disebabkan karena intensitas curah hujan yang terjadi di kawasan hulu sungai.

Hal ini semakin diperparah dengan kondisi sungai di Medan yang terus mengalami pendangkalan. Upaya normalisasi sungai pun dinilai tak membuahkan hasil.

Adapun sungai besar yang melintasi Kota Medan, semuanya berhulu di Kabupaten Tanah Karo, dan Kabupaten Deliserdang.

Untuk itu, kata Luhut, sangat penting bagi Pemko Medan untuk memperkuat kerjasama dengan daerah-daerah tersebut, terutama dalam menjaga ketersediaan daerah serapan air.

"Pemko Medan tidak bisa bekerja sendiri, harus bisa bekerjasama dengan daerah dan bahkan dengan Pusat." katanya.

Dia mengungkapkan, sebenarnya sudah ada Perda No.01 Tahun 2014 tentang Pengelolaan DAS. Didalamnya sudah diatur mekanisme insentif dan disinsentif pengelolaan Daerah Aliran Sungai untuk mitigasi banjir.

Beleid tersebut setidaknya mengatur soal peran parapihak dalam pengelolaan kawasan DAS, khususnya sungai yg melintasi kota Medan.

Namun, sampai saat ini, implementasinya di lapangan dinilai tak maksimal. Banjir tetap saja terjadi, bahkan pada banjir kali ini, sejumlah orang dilaporkan hilang terbawa banjir.

Banjir makro luapan sungai ini pun merupakan yang paling parah setidaknya dalam tiga tahun terakhir, akibat kiriman air dari hulu.

Untuk itu, pemimpin Kota Medan ke depan diharapkan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak, untuk menjaga daerah resapan di wilayah hulu.

"Banjir kali ini setidaknya membuktikan bahwa koordinasi Pemko Medan selama ini masih lemah dalam kerjasama pengelolaan DAS, rakyat yang jadi korban," katanya.

Selain bekerjasama dengan daerah-daerah di hulu, Pemko Medan ke depan juga diharapkan mampu bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan pihak lain dalam upaya revitalisasi sungai di Medan.

"Kerjasama dengan Pemerintah Pusat juga sangat penting, terutama terkait anggaran. Selain itu, Pemko Medan juga harus meningkatkan koordinasi dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) untuk memperbaiki sungai-sungai di Medan, dan diawal Oktober lalu ini sudah saya ingatkan, tapi kita kurang prepare. ," tegasnya.

Selain banjir makro akibat luapan sungai, Kota Medan juga masih dihadapkan dengan masalah banjir mikro. Banjir mikro kerap terjadi di Medan akibat manajemen saluran drainase yang buruk. Banyak drainase di Medan yang justru tak berfungsi dengan baik yang menyebabkan luapan air naik ke rumah-rumah warga.

Dua masalah ini, kata Luhut, menjadi harapan warga Medan kepada calon pemimpin Kota Medan ke depan.

"Tentu kita semua berharap, Pemko Medan ke depan bisa mengatasi masalah banjir ini, baik makro maupun mikro. Kerjasama jadi kata kunci, karena Pemko Medan tidak bisa bekerja sendiri," pungkasnya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi