Melfan Tanjung: Saya Awalnya yang Menegur Arpan, Bukan Bupati

Melfan Tanjung: Saya Awalnya yang Menegur Arpan, Bukan Bupati
Melfan Tanjung (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Tapanuli Tengah - Adhitia Melfan Tanjung mengklarifikasi pernyataan Arpan Panjaitan yang dimuat di salah satu pemberitaan media online.

"Saya baru baca beritanya tadi. Saya terkejut dengan adanya pernyataan saudara Arpan Panjaitan yang mengaku Bupati Tapteng memaki dirinya gegara rokok," kata Adhitia Melfan Tanjung yang akrab disapa Melfan Tanjung, Sabtu (30/1).

Melfan Tanjung mengaku dirinya yang menegur Arpan Panjaitan untuk mematikan rokoknya.

"Saya disitu (Café Matahari) dan yang menegur Arpan Panjaitan untuk mematikan rokoknya adalah saya," ujarnya yang juga anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Melfan menjelaskan, dirinya saat itu bersama Bupati Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani, memang mengunjungi Café Matahari.

Saat itu, Arpan Panjaitan bersama teman-temannya sudah ada di Café tersebut, dan kebetulan tempat duduknya dekat dengan tempat duduk Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani dengan situasi sedang merokok.

"Saya juga perokok, tetapi kita juga harus menghargai orang yang tidak merokok. Makanya saya tegur Arpan Panjaitan untuk mematikan rokoknya, tetapi tidak diindahkan dan terkesan malah menghembuskan asap rokok tersebut ke arah saya," ucapnya.

"Saya memang saat itu terpancing emosi, karena teguran saya secara halus malah disepelekan. Saat itulah Pak Bupati meminta Arpan untuk mematikan rokoknya agar tidak terjadi gesekan antar kami, tidak ada makian. Jadi bukan Pak Bupati yang awalnya menegur, tetapi Saya," tegas Melfan.

Dijelaskannya juga, sebelum meninggalkan Café Matahari, rekan-tekan dari Arpan juga meminta maaf atas sikap Arpan kepada Bupati Tapteng.

"Bupati meminta mereka pergi karena kami mulai terpancing emosi atas jawaban Arpan kepada Bupati yang melontarkan kalimat 'Saya duluan di sini'. Teman-teman Arpan seingat saya ada tiga orang sebelum pergi juga meminta maaf atas sikap Arpan yang tidak saling menghargai kepada Bupati. Jadi bercerita di media itu harus jujur, jangan setengah-setengah, dan jangan asal cakap," pungkas Melfan kesal.

Menurut Melfan Tanjung, hal ini perlu diluruskan karena dipemberitaan itu tidak seperti kejadian sebenarnya.

Kekecewaan Melfan juga bertambah dan perlu untuk mengklarifikasi pemberitaan itu dikarenakan adanya insiden di Café Matahari dikaitkan dengan kejadian pembacokan yang menimpa Arpan Panjiatan di Pelabuhan Lama.

"Aneh saja, kejadian di Café Matahari pada Senin (18/1), kemudian dia (Arpan Panjaitan) mengaku dibacok hari Sabtu (23/1) tengah malam saat berpacaran. Kami saja sudah tak ingat lagi kejadian di Café Matahari itu, kok jadi dikait-kaitkan dengan peristiwan pembacokannya," sebutnya.

"Jadi catatan, menurut pengakuan Arpan Panjaitan di berita tersebut dirinya dibacok saat lagi bersama pacarnya pukul 23.30 WIB. Ini kan gak lumrah lagi, masa pacaran hingga tengah malam. Boleh saja ada yang keberatan atau ada yang ambil kesempatan karena melihat ada yang pacaran hingga tengah malam," tegas Melfan Tanjung.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi