Bintang MMA Ditangkap Junta, Aung La Berikan Dukungan

Bintang MMA Ditangkap Junta, Aung La Berikan Dukungan
Phoe Thaw, yang terluka dalam ledakan di gym Yangon minggu lalu. (AFP/Ye Aung Thu)

Analisadaily.com, Yangon - Bintang seni bela diri berdarah campuran Myanmar, Aung La N Sang, yang dijuluki "Burmese Python" berbicara mendukung seorang pejuang yang terluka dalam ledakan bom di tanah airnya yang dilanda kudeta.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari, ketika militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan, memicu pemberontakan besar-besaran ketika orang-orang di seluruh negara menuntut kembali ke demokrasi.

Sebuah ledakan di gym Yangon pekan lalu membuat pejuang Mixed Martial Arts (MMA), Phoe Thaw cedera, menurut media pemerintah yang menyalahkan ledakan itu dan mengatakan dia ditangkap.

Tapi Aung La N Sang, atlet paling terkenal di Myanmar, yang dikenal dengan chokehold kuat yang membuatnya mendapat julukan, telah membela Phoe Thaw di Instagram.

"Selama saya mengenalnya, dia adalah pria yang sopan dan baik hati, tolong jangan menyebarkan berita palsu dan kebencian," kata mantan juara kelas menengah dan kelas berat ringan ONE Championship, yang saat ini bermarkas di Amerika Serikat.

"Pertarungan yang kami lakukan di lingkaran tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang terjadi dengan orang-orang di Myanmar saat ini. Tetap kuat dan tetap bersatu," ujarnya dilansir dari Channel News Asia, Senin (10/5).

Sebelum penangkapannya, Phoe Thaw termasuk diantara ratusan selebriti dan influencer yang dicari oleh junta dengan tuduhan menyebarkan berita yang merugikan personel militer. Vokal di media sosial, dia secara teratur memposting foto dirinya memimpin protes di Yangon.

Setelah dia ditangkap, sebuah foto di posting di Instagram feed Phoe Thaw pada hari Jumat menunjukkan dia memasuki jeruji.

"Saya kuat dan tagar Jangan pernah menyerah," tulisnya.

"Saya berdoa untuk Anda dan memikirkan Anda, saudara," kata Aung La N Sang menananggapi status Thaw.

Terlepas dari jaraknya dari Myanmar, Aung La N Sang telah mem-posting pembaruan tentang situasi negaranya, menyoroti penangkapan warga sipil, kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan korban jiwa.

"Setiap hari saya terbangun dengan lebih banyak berita kelam tentang semua pembunuhan yang terjadi di Myanmar. Kami tidak akan pernah menyerah dan kami akan terus berjuang selama kami bernapas. Berdoa untuk semua suku dan orang di Myanmar," tulis pejuang etnis Kachin itu dalam posting 27 Maret.

Sejak kudeta, setidaknya 780 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan keamanan, menurut kelompok pemantau lokal.

Junta memiliki jumlah yang jauh lebih rendah, dan menyalahkan kekerasan pada perusuh.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi