PT SMA Latih Petani Sawit Desa Rintis Labusel

PT SMA Latih Petani Sawit Desa Rintis Labusel
Senior Manager PT SMA, Armstrong V Sihombing, menjelaskan teknis pengendalian gulma kepada peserta pelatihan budidaya sawit di Desa Rintis, Rabu (30/6) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan — Anak perusahaan Asian Agri, PT Supra Matra Abadi (SMA) Kebun Aek Nabara melaksanakan pelatihan budidaya kelapa sawit kepada puluhan petani kelapa sawit di Desa Rintis, Kecamatan Silangkitang, Labuhan Batu Selatan, baru-baru ini.

Asian Agri adalah perusahaan perkebunan bagian grup Royal Golden Eagle (RGE), grup perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam dan beroperasi secara global.

Dalam siaran persnya, Jumat (9/7), disebutkan, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, kegiatan ini diikuti 25 petani sawit di Rintis. Ikut hadir, antara lain, Camat Silangkitang Makmur Karim SPdI MPdI, Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Suharto, Pejabat Kepala Desa Rintis Sugianto ST MM, dan perangkat desa lainnya.

Pelatihan budidaya kelapa sawit bagi petani swadaya ini merupakan salah satu program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CRS) PT SMA Kebun Aek Nabara. Pelatihan menyampaikan dua materi penting dalam budidaya sawit, yakni pengendalian gulma dan pemupukan yang benar.

Materi penanggulangan gulma disampaikan Senior Manager PT SMA, Armstrong V Sihombing, sementara pemupukan kelapa sawit disampaikan Asisten CSV, Rifky Anandhika.

Armstrong menyampaikan, produksi sawit ditentukan banyak hal mulai dari jenis bibit yang ditanam, pemeliharaan yang baik, termasuk pengendalian gulma, pencegahan hama dan penyakit, tunasan, perbaikan jalan, pemupukan dan lain-lain.

Menurutnya, dari hasil produksi sawit yang didapatkan, sebesar 50 persen dari hasil harus digunakan untuk biaya operasional, seperti perawatan dan pemupukan sehingga produksinya tetap normal sampai umur 30 tahun.

"Di area kebun sawit tidak boleh semua gulma dimusnahkan karena kita harus melindungi beberapa predator alami hama. Untuk itu, cukup semprot atau bersihkan di piringan selebar 1,5 meter dari pangkal pokok. Berpedoman kepada 4T: Tepat dosis, Tepat tempat, Tepat cara dan Tepat waktu," ujarnya.

Diterangkannya, kebanyakan petani salah menerapkan pengendalian gulma sehingga biaya pengendalian per hektare menjadi sangat tinggi. Cara tepat untuk mengatasi gulma adalah dengan kimia, seperti penyemprotan atau manual seperti membabat. Untuk pengendalian gulma, harus dipahami dan dikenali jenis gulmanya sehingga jenis herbisida yang digunakan sesuai.

Terkait cara pemupukan sawit, Rifky Anandhika menjelaskan kebutuhan unsur hara, gejala kekurangan unsur hara, cara dan lokasi penaburan. Unsur utama yang dibutuhkan sawit adalah nitrogen, kalium, fosfor, magnesium, dan boron.

Menurut kajian, pemupukan sebaiknya dilakukan di gawangan di atas janjangan kosong dan di atas pelepah karena di gawangan memiliki banyak akar kecil dan sangat aktif.

"Pemupukan yang baik dilakukan sesuai dengan dosis dan kebutuhannya per pohon dengan membuat takaran yang telah dikalibrasi. Akan lebih bagus jika sebelumnya dilakukan analisis tanah dan daun sehingga dosis benar-benar sesuai dengan kebutuhan kelapa sawit," terangnya.

Tingkatkan Pengetahuan

Pelatihan juga diisi dengan tanya jawab yang dimanfaatkan peserta untuk bertanya kepada para narasumber atas berbagai masalah yang dihadapi dalam membudidayakan sawit.

Dalam sambutannya, Camat Silangkitang Makmur Karim menyampaikan terima kasih dan harapannya kepada PT SMA dan masyarakat. Pelatihan ini diharapkan bisa memberi manfaat karena sifatnya sangat positif bagi masyarakat.

Dia mengharapkan peserta mengikuti pelatihan sebaik mungkin karena menambah pengetahuan dalam meningkatkan hasil budidaya sawit masyarakat.

Dia juga mengharapkan peserta pelatihan membagikan ilmu yang diperoleh kepada sesama petani setempat sehingga masyarakat Desa Rintis sama-sama berhasil dalam budidaya sawit.

"Kepada PT SMA, harapan saya kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini dapat terus berlanjut karena para petani swadaya sangat membutuhkan pendampingan berkelanjutan agar bisa berhasil. Selain itu kegiatan seperti praktik lapangan atau studi banding ke perusahaan juga akan sangat membantu," ungkapnya.

Kepala Desa Rintis Sugianto menyampaikan, pelatihan oleh PT SMA yang sudah lama direncanakan ini sangat positif untuk menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat petani swadaya setempat.

"Terima kasih kepada jajaran PT SMA karena bersedia meluangkan waktu dan berbagi ilmu kepada masyarakat Desa Rintis, semoga memberikan tambahan wawasan, sehingga bisa dipraktikkan di kebun masing-masing," katanya.

(GAS/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi