China Tolak Rencana Kedua Penyelidikan Asal Usul Covid-19

China Tolak Rencana Kedua Penyelidikan Asal Usul Covid-19
Peter Ben Embarek, anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ditugaskan untuk menyelidiki asal-usul Covid-19, menghadiri konferensi pers studi bersama WHO-China di sebuah hotel di Wuhan, provinsi Hubei, Cina pada 9 Februari , 2021. (Reuters/Aly Song)

Analisadaily.com, Beijing - China menolak rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tahap kedua penyelidikan tentang asal usul virus Corona.

Organisasi bulan ini mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul Covid-19 di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di kota Wuhan, menyerukan transparansi dari pihak berwenang.

"Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu, dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Wakil menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Zeng Yixin.

Dia terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO karena mencantumkan hipotesis, bahwa pelanggaran protokol laboratorium Tiongkok telah menyebabkan virus bocor selama penelitian.

"Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli China dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus Covid-19 sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik," kata Zeng.

Kata dia, China menentang politisasi penelitian ini. Asal usul virus masih diperdebatkan di antara para ahli.

Kasus pertama yang diketahui muncul di kota Wuhan di China tengah pada Desember 2019. Virus itu diyakini telah melompat ke manusia dari hewan yang dijual untuk makanan di pasar kota.

Pada bulan Mei, Presiden AS, Joe Biden, memerintahkan para pembantunya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tentang asal usul yang mengatakan bahwa badan-badan intelijen AS sedang mengejar teori-teori saingan yang berpotensi termasuk kemungkinan kecelakaan laboratorium di China.

Zeng, bersama dengan pejabat lain dan pakar China pada konferensi pers, mendesak WHO untuk memperluas upaya penelusuran asal di luar China ke negara lain.

"Kami percaya kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin dan tidak perlu menginvestasikan lebih banyak energi dan upaya dalam hal ini," kata pemimpin tim China di tim ahli gabungan WHO, Liang Wannian.

Namun, Liang mengatakan, hipotesis kebocoran laboratorium tidak dapat diabaikan sepenuhnya tetapi menyarankan bahwa jika bukti diperlukan, negara lain dapat melihat kemungkinan kebocoran dari laboratorium mereka.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi