Ketika azan magrib berkumandang, Bobby lantas menghentikan peninjauan untuk bergegas menunaikan ibadah Salat Magrib berjamaah di Masjid Al-Muhajirin yang tak jauh dari lokasi pembetonan.

Selepas menunaikan kewajiban tersebut, Bobby berjalan kaki ke lokasi pembetonan jalan bermaksud kembali meninjau saat coran semen dituangkan ke mal di lajur yang telah ditentukan.

Namun tak jauh dari masjid, Bobby berhenti di sebuah warung sederhana. Tampak ada dagangan berupa gorengan dan makanan ringan seperti bakso dan mi sop kampung. Bobby lantas berbincang dengan pemiliknya, seorang wanita paruh baya yang akrab dipanggil Bu Inong oleh warga setempat.

"Ini jualan ibu? Gimana Bu lancar? Ada dapat bantuan tidak selama ini?" tanya Bobby padanya.

"Alhamdulillah Pak ada, saya kemarin dapat BST. Terimakasi ya pak," jawab Inong.

"Anaknya masih ada yang sekolah?" tanya Bobby lagi.

"Ada pak satu lagi itu kuliah," jawab Inong lagi.

"Ini gorengannya saya beli la semua Bu. Nanti dibagi-bagi ke yang kerja itu membeton jalan. Berapa itu semua Bu," kata Bobby sembari menyodorkan uang pembayarannya.

"Terima kasih ya Pak Bobby, gorengannya 37 ribu semua pak," kata Inong.

Setelah menerima satu plastik penuh gorengan Bobby pun kembali menuju lokasi pembetonan. Para pekerja yang sibuk dengan kacauan beton pun semringah diberi gorengan oleh wali kota.

Selepas Bobby meninggalkan warung sederhana milik Inong, wanita berusia 50 tahunan itu tampak terharu bahkan sesenggukan. Matanya berkaca-kaca.

"Alhamdulillah senang Pak Wali borong gorengan saya dilebihkan tadi uangnya. Tak sangka saya. Kalau bisa Pak Bobby nanti jadi Gubernur aja biar tambah banyak bantuan untuk kami masyarakat kecil. Dia peduli mau ajak kami ngobrol, mau nanya-nanya. Saya senang," pungkas Inong.

(RZD)