Upaya Penanganan Darurat Pascabanjir Bandang Luwu Terus Berjalan

Upaya Penanganan Darurat Pascabanjir Bandang Luwu Terus Berjalan
Penanganan darurat pascabanjir bandang Luwu (BNPB Indonesia)

Analisadaily.com, Luwu – Upaya penanganan darurat pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan, masih berlangsung hingga hari ini, Senin (11/10). Berbagai pihak membantu pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat terdampak bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu menginformasikan upaya penanganan darurat memfokuskan pada beberapa sektor, seperti pelayanan dasar dan perbaikan infrastruktur. Berdasarkan data BPBD setempat pada Minggu (10/10), pukul 22.00 WIB, kegiatan penanganan darurat yang dilakukan penyaluran bantuan logistik dan air bersih.

Bantuan logistik yang diberikan antara lain makanan siap saji dan air bersih. Penyaluran air bersih yang diberikan PDAM dan Palang Merah Indonesia (PMI) didistribusikan kepada desa-desa terdampak, seperti Desa Kendekan.

“Masih terkait dengan pelayanan dasar, BPBD juga menginformasikan warga yang mengungsi di Dusun Sangtandung akan dipindahkan ke pos pengungsian yang sudah ada di SD Negeri Sagtandung, Kecamatan Walenrang Utara,” Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Pada perbaikan infrastruktur, pemerintah daerah masih melakukan pemasangan turap batang kelapa di Sungai Makawa, Kampung Baru, Desa Bolong, Kecamatan Walenrang Utara. Sementara itu, jaringan listrik di Desa Ilan Batu, Kecamatan Walenrang Barat dan Desa Sangtandung, Kecamatan Walenrang Utara, masih padam. PLN masih melakukan perbaikan jaringan di wilayah tersebut.

BPBD juga menginformasikan infrastruktur dasar, berupa jalan umum di Desa Sangtadung, masih belum tersentuh oleh alat berat. Di samping itu, material longsor menutup badan jalan di Desa Sangtadung dan belum dapat diakses kendaraan roda empat. Pantauan BPBD menyebutkan akses jalan ke lokasi terdampak masih terdapat di tiga titik longsoran. Ketiga titik longsor tersebut berada di Desa Sangtadung.

Pada masa tanggap darurat yang telah ditetapkan Bupati Luwu, terhitung sejak 4 Oktober hingga 17 Oktober 2021, melibatkan 67 lembaga, baik pemerintah dan nonpemerintah, seperti organisasi kerelawanan dan lembaga usaha. Selama penanganan darurat, BPBD mengidentifikasi kebutuhan mendesak seperti tenda pengungsi, alat masak dan alat penerangan.

Dampak Bencana

BPBD Kabupaten Luwu mencatat lokasi terdampak sebanyak lima kecamatan. Kelima kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Walenrang Timur (Desa Kendekan, Rante Damai, Suka Damai, Taba, Seba-Seba), Lemasi Timur (Seriti, Pelalan, Pompengan dan Pompengan Timur), Walenrang Utara (Sangtadung dan Bolong), Walenrang Barat (Ilan Batu) dan Walenrang (Bulo).

Bencana banjir bandang yang disertai tanah longsor di Kabupaten Luwu memberikan dampak korban jiwa dan kerusakan bangunan. Tercatat 771 KK atau 3.084 jiwa terdampak. Sedangkan kerugian material meliputi rumah rusak berat 5 unit, rumah terancam 2, terdampak 771 dan 14 titik tanggul jebol sepanjang 150 m. Pada bencana longsor, BPBD mengidentifikasi rumah rusak berat 2 unit di Desa Ilan Batu, Kecamatan Walenrang Barat. Di samping itu, warga kehilangan aset berupa lahan terdampak 1.432 ha dan hewan ternak hanyut 15 ekor.

Kejadian yang menerjang Kabupaten Luwu berlangsung pada Minggu (3/10), pukul 16.30 waktu setempat. Peristiwa ini dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehinggi debit air Sungai Batusitanduk meluap deras.

Sementra itu, merespons situasi darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan personel untuk pendampingan Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Banjir Bandang Kabupaten Luwu. BNPB juga mengirimkan sumber daya, yaitu bantuan logistik berupa makanan siap saji 1.593 paket, lauk pauk 1.593 paket, makanan tambahan gizi 1.593, sabun mandi 3.024 buah dan perahu polyethylene 2 unit. Selain itu, untuk mendukung penanganan Covid-19, BNPB mengirimkan masker 100.000 buah, sabun cari 20.000 dan hand-sanitizer 20.000 dan sabun batang 20.000.

Kesiapsiagaan

Catatan BNPB menyebutkan Kabupaten Luwu pernah mengalami 28 kejadian banjir dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau periode 2015-2020. Selama waktu tersebut, banjir tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan hanya 15 unit rumah rusak.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi basah. Berdasarkan informasi peringatan dini cuaca BMKG pada periode 9-15 Oktober 2021, beberapa wilayah perlu memperhatikan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang, salah satunya Provinsi Sulawesi Selatan.

Pantauan hingga tingkat kecamatan, wilayah-wilayah terdampak di Kabupaten Luwu masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan pada dua hari ke depan. Oleh karena itu, masyarakat setempat diharapkan untuk mengantisipasi dampak maupun menghindar dari potensi bahaya hidrometeorologi basah. Masyarakat dapat bergotong royong untuk saling menginformasikan kondisi hujan, khususnya mereka yang berada di bagian hulu dan hilir sekitar daerah aliran sungai.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi