Kunjungan ini merupakan rangkaian kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang berkaitan dengan materi kuliah pengelolaan desa wisata berbasis komunitas ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.

Ketua Program Studi (Kaprodi) Perjalanan Wisata USU, Koko Sujatmoko mengatakan, pada kegiatan ini mahasiswa melakukan observasi terkait pengelolaan objek wisata Pasar Kamu yang dilakukan secara swadaya oleh komunitas masyarakat setempat.

"Dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat mempelajari secara langsung terkait manajemen pengelolaan dan eksistensi Desa Wisata saat ini," katanya.

Tidak hanya menggali pengetahuan terkait pengelolaan desa wisata, di lokasi ini para mahasiswa juga disuguhkan beragam atraksi kesenian dari budaya Melayu.

Salah satu pertunjukan atraksi budayanya yaitu prosesi pernikahan adat Melayu yang disebut dengan istilah hempang batang yang merupakan proses pertemuan pengantin ala adat Melayu.

Selain itu mahasiswa juga mengikuti kegiatan demo memasak makanan tradisional langsung dari seorang pedagang yang berada di lokasi objek wisata.

Tidak hanya itu, di penghujung kegiatan para mahasiswa juga berkesempatan belajar dan mempraktekkan tarian tradisional Melayu "Lenggang Patah Sembilan" yang diamentori oleh penggiat budaya di Desa Danai Lama.

Desa Denai Lama dipilih sebagai lokasi PKL pada kesempatan ini oleh Prodi Pariwisata USU bukan tanpa alasan. Kamajuan yang sangat pesat dalam hal pengelolaan secara swadaya oleh masyarakatnya adalah suatu hal yang pantas mendapatkan apresiasi.

"Salut, masyarakatnya benar-benar serius dan sangat solid dalam mengelola wisata, dan menjadikan kampung mereka sebagai Desa Wisata yang berkualutas," tandas Koko.

Diketahui, Pasar Kamu di desa Denai Lama merupakan pasar tradisional yang menyajikan beragam kuliner tradisional dan makanan khas pedesaan, serta makanan dari bahan baku yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.

Sesuai dengan namanya, objek wisata Pasar Kamu hanya buka satu kali dalam seminggu, yaitu pada hari Minggu mulai dari pukul 07.00 WIB hingga menjelang tengah hari. Meskipun begitu, hal tersebut tidak mengurangi minat wisatawan untuk datang berkunjung.

Solihin, salah satu pendiri sekaligus pengelola objek wisata ini menerangkan, kehadiran wisata pekan sarapan ini ditujukan untuk mendorong perekonomian masyarakat serta menjadi ajang silaturahmi antar sesama warga di Desa Denai Lama dan sekitarnya.

"Pasar ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi warga dengan mengandalkan potensi yang dikelola secara swadaya," sebut Solihin.

(RZD)