Zlatan Ibrahimovic dan Kylian Mbappe (Marca)
Analisadaily.com, Italia - Striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, tidak pernah takut untuk mengungkapkan pikirannya dan dia telah menceritakan bagaimana dia pernah menyarankan Kylian Mbappe untuk bergabung dengan Real Madrid, meskipun dia juga kemudian memperingatkan presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi, untuk tidak menjualnya.
Striker Swedia menghabiskan empat tahun di Paris, tetapi dia pergi setahun sebelum Mbappe tiba dari Monaco.
"Memang benar saya menyarankan Mbappe untuk meninggalkan klub. Dia membutuhkan lingkungan yang lebih terstruktur, seperti yang ada di Real Madrid. Tapi kemudian saya mengatakan kepada presiden PSG untuk tidak menjualnya," kata Ibrahimovic kepada surat kabar Italia Corriere della Sera dilansir dari Marca, Kamis (2/12).
Dalam wawancara tersebut, Ibrahimovic juga menyinggung berbagai momen besar lainnya dalam karirnya, seperti keputusannya untuk kembali ke Italia setelah sempat bermain di MLS di mana ia mengaku sempat mempertimbangkan untuk pensiun.
"Setelah melihat film dokumenter tentang Diego Maradona, saya memutuskan untuk pergi ke Napoli untuk memenangkan Scudetto," tutur Ibrahimovic.
“Saya bosan dengan AS, saya bahkan berpikir untuk menyerah tetapi Mino Raiola mengatakan kepada saya 'kamu gila, kamu harus kembali ke Italia'," kata dia.
Dia menyetujui segalanya dengan Napoli, tetapi kemudian Aurelio De Laurentiis memecat Carlo Ancelotti dan segalanya berubah.
"Lalu saya bertanya kepada Mino, 'mana tim terburuk yang bisa saya ubah?' Dia menjawab, 'Milan kalah 5-0 di Bergamo melawan Atalanta kemarin' dan saya berkata, 'Memutuskan, ayo pergi ke Milan," sambungnya.
Penyerang berusia 40 tahun, yang telah mencetak 33 gol dalam 58 pertandingan sejak kembali ke Milan pada Desember 2019, memiliki CV yang membanggakan banyak nama besar di klub sepak bola Eropa, termasuk Barcelona, ??meskipun masa kerjanya di Camp Nou tidak lama hidup dan dia percaya bahwa Pep Guardiola tidak tahu apa yang harus dilakukan dengannya.
"Guardiola tidak pernah mengerti saya. Dia ingin memprogram semua yang saya lakukan. Saya mencoba bermain berdasarkan insting, tetapi kemudian saya memikirkan apa yang dia inginkan dan saya berubah. Dengan begitu, saya terlalu banyak berpikir. Dia tidak menyukai pemain dengan karakter. Saya telah menjadi masalah dan karena dia tidak bisa menyelesaikannya, saya menyelesaikannya dengan pergi," tambahnya.(CSP)