Pasalnya, sebagian jalan sebagai satu-satunya akses di lingkungan tersebut ambles, bahkan hampir memakan setengah badan jalan.

"Kondisi ini sudah lebih sebulan, kami sebagai warga telah melapor ke kepala lingkungan (kepling). Tak lama, datang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan memantau kondisinya," sebut warga sekitar mengaku bernama Hari, Rabu (15/12).

Kemudian, sambung pria berkulit putih itu, datang pihak Balai Wilayah Sungai (BWS). "Sayangnya, sampai detik ini tidak ada tindak lanjutnya untuk perbaikan," keluhnya.

Hari bersama penduduk lain berharap, Pemerintah Kota (Pemko) Medan segera menindaklanjuti keluhan tersebut. Sebab dikhawatirkan, jika berlama-lama bisa menyebabkan jalanan runtuh berimbas kepada rumah-rumah warga yang tak jauh dari lokasi.

Apalagi, sambung seorang perempuan yang enggan menyebut namanya, sebatang pohon tua yang baru saja dipotong, juga bisa mempercepat keruntuhan jalan di lingkungan tersebut.

"Akar pohon ini bisa membongkar pondasi jalan, sehingga mempercepat kehancuran jalan. Kami khawatir, jika lama diperbaiki, bisa mengakibatkan kehancuran rumah bahkan korban nyawa," terangnya.

Sebagai pencegahan dini, timpal warga lain, warga sekitar sudah membuat benteng setinggi hampir dua meter. Harapannya, tanah semakin kuat dan sementara waktu bisa mencegah abrasi bahkan keruntuhan lebih cepat.

"Pak Wali Kota, tolonglah kami. Dengar aspirasi kami sebagai warga bapak. Jangan sampai jalan ini runtuh, kami takut menimbulkan korban jiwa," pinta mereka.

(RZD)