Dianggap Menggambarkan Stereotip, Ukraina Kritik Film ‘Emely in Paris’

Dianggap Menggambarkan Stereotip, Ukraina Kritik Film ‘Emely in Paris’
Salah satu adegan dalam film ‘Emely in Paris’ (Netflix/Carole Bethuel)

Analisadaily.com, Ukraina - Film "Emily in Paris" sekali lagi menghadapi reaksi keras karena dinilai menggambarkan stereotip budaya dalam karakternya. Musim 2 dari serial Netflix hit dikritik Menteri Kebudayaan Ukraina atas penggambaran seorang wanita Ukraina bernama Petra, yang diperankan Daria Panchenko, dianggap tidak dapat diterima dan menyinggung.

"Dalam 'Emily in Paris' kami memiliki gambar karikatur seorang wanita Ukraina yang tidak dapat diterima. Itu juga menghina," tulis Oleksandr Tkachenko dalam sebuah unggahan di Telegram.

"Apakah ini bagaimana orang Ukraina terlihat di luar negeri? Mereka mencuri, ingin mendapatkan semuanya secara gratis, takut dideportasi? Seharusnya tidak demikian,” sambung Tkachenko.

Oleksandr juga mengatakan, ketika dia menonton musim pertama dan menggambarkannya sebagai seri hiburan yang cukup bagus, dia sekarang memiliki beberapa komentar.

"Netflix sangat mengenal Ukraina, cukup untuk mengatakan, sebagian besar jalan-jalan Paris dalam film 'The Last Mercenary' difilmkan di Kyiv,” ujar Tkachenko dilansir dari Aceshowbiz, Selasa (4/1).

"Selain itu, dengan mempopulerkan budaya kita, orang Eropa dan Amerika telah mendengar tentang artis kita dan sekitarnya. Setidaknya tentang konduktor Oksana Lyniv, pemain tenis Elina Svitolina, penyanyi Jamala, desainer Vita Kin,” jelasnya.

Oleksandr kemudian menekankan, tapi ini mungkin tidak cukup. Dia melanjutkan dengan menunjukkan, dia harus terus melawan stereotip. Karena jika di tahun 90-an dan 2000-an orang Ukraina kebanyakan digambarkan sebagai gangster, seiring waktu itu telah berubah.

Ia telah mengirim surat kepada raksasa streaming itu untuk mengeluhkan tentang penggambaran Petra. Dalam serial ini, Petra digambarkan sebagai seorang gadis yang takut dideportasi. Dia juga mengutil saat berbelanja dengan Emily, diperankan Lily Collins, dan memiliki selera mode yang buruk.

Ini bukan pertama kalinya acara itu mendapat kecaman karena penggambaran klise dan stereotipnya. Kritikus Perancis, Charles Martin, yang menulis untuk Premiere, sangat marah setelah musim pertama pertunjukan itu dirilis.

"Terus terang, menonton 'Emily in Paris' ada banyak hal yang membuat kami merasa terhina. Ketika mereka memutuskan untuk membuat karikatur kami, para penulis tidak menahan diri, tidak ada klise yang terhindar, bahkan yang paling lemah sekalipun," katanya Martin.

Membela serial tersebut, Lily, yang melakukan tugas ganda sebagai aktor dan produser untuk pertunjukan tersebut, mengatakan selama wawancara untuk edisi Desember Glamour.

"Kami juga mengolok-olok Amerika. Emily juga bersedia menyebutkan hal-hal tentang dari mana dia berasal, dan mereka bercanda tentang dia seperti halnya lelucon tentang rekan kerjanya atau cara hidup di sana,” kata aktris "Love, Rosie" itu.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi