Negara Kaya Intensifkan Perkrutan Perawat, ICN: Ketidakadilan Kesehatan

Negara Kaya Intensifkan Perkrutan Perawat, ICN: Ketidakadilan Kesehatan
Seorang perawat yang mengenakan topeng pelindung dan jas memegang tangan seorang pria di unit perawatan intensif di rumah sakit Victor Provo di Roubaix, Prancis, 6 November 2020. (Reuters/Pascal Rossignol)

Analisadaily.com, Jenewa - CEO Dewan Perawat Internasional (ICN), Howard Catton mengatakan, gelombang infeksi Covid-19 yang dipicu Omicron telah menyebabkan negara-negara kaya mengintensifkan perekrutan perawat dari bagian dunia yang lebih miskin.

Kata dia, untuk menutup kesenjangan, negara-negara Barat telah menanggapi dengan mempekerjakan personel militer serta sukarelawan dan pensiunan tetapi banyak juga yang meningkatkan rekrutmen internasional sebagai bagian dari tren yang memperburuk ketidakadilan kesehatan.

"Kami benar-benar melihat peningkatan rekrutmen internasional ke tempat-tempat seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat," kata Catton dalam wawancara dengan Reuters berdasarkan laporan yang ia tulis bersama tentang Covid-19 dan tenaga keperawatan global.

"Saya benar-benar takut dengan 'solusi perbaikan cepat' ini, ini sedikit mirip dengan apa yang telah kita lihat dengan APD (alat pelindung diri) dan vaksin di mana negara-negara kaya telah menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk membeli dan menimbun. Jika mereka melakukannya dengan tenaga kerja keperawatan itu hanya akan membuat ketidakadilan semakin buruk," kata dia, yang berkantor di Jenewa mewakili 27 juta perawat dan 130 organisasi nasional.

Menurut data ICN, bahkan sebelum pandemi ada kekurangan global 6 juta perawat, dengan hampir 90 persen dari kekurangan itu di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

"Beberapa rekrutan baru-baru ini ke negara-negara kaya datang dari Afrika sub-Sahara, termasuk Nigeria, dan sebagian Karibia," kata Catton.

Dia mengatakan, perawat sering kali dimotivasi oleh gaji yang lebih tinggi dan persyaratan yang lebih baik daripada di rumah. Laporan ICN mengatakan, proses ini juga difasilitasi dengan memberikan status imigrasi pilihan kepada perawat.

"Intinya adalah bahwa beberapa orang akan melihat ini dan mengatakan ini adalah negara kaya yang menanggung biaya pendidikan perawat dan petugas kesehatan baru," katanya.

Bahkan negara-negara kaya akan berjuang untuk mengatasi tumpukan simpanan perawatan yang tidak terpenuhi ketika pandemi mereda. Catton menyerukan lebih banyak investasi dan rencana 10 tahun untuk memperkuat tenaga kerja.

“Kita membutuhkan upaya global yang terkoordinasi, kolaboratif, dan terpadu yang didukung oleh investasi serius, bukan hanya kata-kata hangat dan basa-basi dan tepuk tangan,” tambahnya.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi