WNI Asal Binjai dan Langkat Masih Bersembunyi di Ukraina

WNI Asal Binjai dan Langkat Masih Bersembunyi di Ukraina
Keluarga dari warga negara Indonesia yang masih di Ukraina melakukan telekonfrensi di Command Center (BCC) Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Senin (7/3). (Analisadaily/Jafar Wijaya)

Analisadaily.com, Binjai - Iskandar, salah satu warga negara Indonesia asal Kota Binjai yang sampai saat ini terjebak di Chernihiv, Ukraina mengatakan hingga saat ini dirinya bersama anak dan tujuh orang temannya masih bersembunyi di pabrik tempat dirinya bekerja.

Hal itu terlihat saat para WNI bersama pihak pemerintah Indonesia dari perwakilan Kementerian Luar Negeri dan Kedubes Indonesia untuk Ukraina bersama keluarga para WNI itu melakukan telekonfrensi berlangsung di Command Center (BCC) Balai Kota Binjai, Jalan Jenderal Sudirman, Binjai, Senin (7/3).

"Alhamdulillah sampai dengan saat ini semua dalam keadaan sehat, masih hidup Alhamdulillah," ucap Iskandar.

Iskandar menceritakan serangan dari Rusia masih sering didengar mereka, meskipun mereka sudah bersembunyi di lantai bawah pabrik plastik tempat mereka bekerja.

"Dari hari kelima sampai kedelapan memang serangan di Chernihiv ini luar biasa dari rudal balestik hingga pesawat tempur sampai kami lari ke bungker sembunyi karena pabrik sampai bergetar," ucapnya.

"Saya khawatir karena mereka itu (Tentara Ukraina) target karena tiba-tiba nanti mereka diserang makanya kami punya inisiatif untuk pindah ke pabrik yang berada di lantai bawah karena disini sepi tidak ada yang lewat," sambung Iskandar.

Iskandar menjelaskan, empat hari belakangan ini tentara Ukraina lewat di kawasan pabrik ini sepertinya mereka membuat tempat istirahat dan timbul ke khawatiran bagi dirinya dan teman-temannya.

"Namun, Alhamdulillah disini stok makanan cukup sampai saat ini. Kontak senjata juga dekat disini. Banyak tentara yang melakukan kontak senjata dekat di sini. Untuk saat ini semuanya masih baik tapi kita tidak berani untuk keluar," ungkapnya.

Oleh karena itu Iskandar berharap kepada pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman. Karena, untuk komunikas mereka takut terpantau.

"Kami takut pihak Rusia memantau aktivitas komunikasi tentara Ukraina. Kalau dekat kami takut kena imbasnya. Makanya kami berharap sangat pemerintah Indonesia mengevakuasi kami," pintanya.

Mantan Dubes RI untuk Ukraina, Prof Yuddy Chrisnandi mengatakan saat ini pihak Indonesia tengah melakukan proses evakuasi dan telah melakukan negoisasi baik ke Rusia dan Ukraina.

"Kita sudah dengar kabar kalau ada 9 WNI yang berada di sana. Sebenarnya kalau jarak dari kita Chernihiv ke ibu Kota Kiev tidak terlalu jauh hanya dua jam. Namun, jalur itu jalur yang dimasukkan oleh pasukan Rusia dari arah Utara Belarusia. Posisi Chernihiv berada di tengah-tengah antara ibu kota Kiev dan perbatasan Belarusia," terangnya.

Yuddy menjelaskan, saat ini rekan-rekan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Moskow sedang mengupayakan jalur evakuasi kemanusiaan dari Chernihiv ke Belarusia dan akan dibawa ke daerah aman di Rusia untuk dibawa pulang ke Indonesia.

"Namun untuk melawati jalur itu memerlukan waktu. Karena di luar pabrik situasi jauh lebih berbahaya dari dalam pabrik. Karena pabrik tersebut bukan instalasi militer dan bukan merupakan objek serangan pertempuran jadi Insya Allah relatif aman," jelasnya.

Adapun sambilan WNI yang berada di Kota Chernihiv, Ukraina itu adalah enam warga Binjai dan tiga warga Langkat di antaranya Iskandar, Muhamad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma, Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi