Cerita Petani Kopi

Juara Best Newcomer in Business Matching di BRILianpreneur

Juara Best Newcomer in Business Matching di BRILianpreneur
Juara Best Newcomer in Business Matching di BRILianpreneur (Analisa/istimewa)

Analisadaily.com, Karo - Mariras Kami br Ginting (40), Warga Desa Ajinembah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, tidak pernah menyesali pilihannya menjadi petani kopi. Usahanya yang berani mencoba dan terus belajar mencari peluang bisnis, mengantarkan kopinya ke berbagai pelosok Indonesia dan mancanegara.

Berawal dari kecintaan Mariras dan suaminya Roni Oktavianus Sembiring Meliala, terhadap kopi. Dimulai pada 2016, mereka membuat produk hingga mendirikan usaha Ajinembah Coffee yang fokus pada pengolahan kopi khas Karo, hingga berhasil dikurasi masuk dalam daftar 500 UMKM terbaik di Indonesia pada ajang UMKM Expo(RT) BRILianpreneur di 2020 dan 2021.

"Awalnya kita adalah salah satu nasabah BRI, jadi ada seleksi dan kurasi di daerah. Dari Tanah Karo hanya kita sendiri yang diseleksi. Setelah Ajinembah Coffee terpilih, dihubungi melalui Whatsapp oleh Kanwil BRI Medan. Sempat curiga awalnya khawatir penipuan, ternyata ada perwakilan BRI yang menangani peserta menghubungi. Kita senang bersyukur juga tentunya," kata Mariras Kami br Ginting, kepada 'Analisa', Jumat (18/3/2022).

Saat itu untuk mengikuti Brilianpreneur, Mariras mengakui banyak kekurangan. Mulai dari packaging yang masih biasa saja dibandingkan dengan peserta lain. Mereka pun mengirim contoh produk kopi yang masih biji dah sudah berbentuk bubuk kopi. "Puji Tuhan, kami dapat buyer dari Amerika Serikat di ajang BRILianpreneur 2021 dan raih juara pertama kategori Best Newcomer in Business Matching," ujarnya.

Mariras yang juga berprofesi sebagai bidan ini tak hanya memperkenalkan kopi asal daerah asalnya ke seluruh pelosok Indonesia dan mancanegara, ia juga berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi melalui edukasi intensif dan pendampingan budidaya kopi.

Ajinembah Coffee, lanjut Mariras, berfokus pada pengolahan kopi khas kabupaten Karo yang memiliki cita rasa khas kopi single origin yang unik. Mulai dari green bean, roasted bean, sampai bubuk kopi dalam kemasankemasan. Proses pengolahan kopi langsung dilakukan oleh kelompok petani dengan pengawasan yang ketat, sehingga dapat menjamin kualitas dan kehigienisan produk-produk kopi olahannya.

Mariras bercerita awal mula menjadi petani kopi. Ia bersama suaminya Roni Oktavianus Sembiring Meliala, sempat mengalami kesulitan ekonomi. Tetapi karena kebaikan saudaranya, mereka dipercaya untuk mengelola lahan kopi yang sudah menghasilkan biji tersebut. Sekali panen ia bisa menghasilkan ratusan ton dengan bantuan 12 orang untuk bekerja.

Penjualan kopi pun pertama kali dilakukannya di pasar ke pengepul. Ia merasakan permainan oknum pengepul yang kerap mempermainkan harga ke para petani. Mariras, tidak menyerah ia mulai menawarkan kopinya dari desa ke desa di Tanah Karo. "Terus ada Kafe Juma di Karo yang menawarkan kerja sama. Kami menangkap peluang itu jadi ada prospek di balik itu," ucapnya.

Seiring berjalan waktu, kata Mariras, permintaan semakin banyak, hingga ia memberdayakan 27 Kepala Keluarga yang menjadi petani kopi dan tergabung dalam kelompok tani. Selain di Tanah Karo, ia juga sudah menjual kopi ini ke sejumlah provinsi di Indonesia seperti di Jakarta, Bandung dan ke Papua.

"Produk Ajinembah Coffee sudah dijual juga berbagai daerah di Indonesia dan juga tersedia di e-commerce shopee. Bahkan sudah siap untuk diekspor," ungkap ibu empat orang anak ini.

Tetapi usaha bisnis ini tidak meninggalkan profesinya sebagai bidan. Untuk fokus dibidang usaha kopi ini, ia juga membuka praktik bidannya di tempat yang sama. Dari bisnis kopi saja, Mariras bisa menghasilkan sekira Rp50 juta sebulan.

"Tapi kami memang semua memulai dari nol, sempat mengalami kesulitan ekonomi hingga sekarang bisa bangkit dan memenuhi kebutuhan hidup, sekolah anak dan memberdayakan petani-petani kopi di desa ini," ucapnya.

Diakui Mariras dari ajang BRILianpreanur ini produksi kopinya bisa dikenal di seluruh Indonesia dan kualitas level kopinya jadi diperhitungkan. Meskipun akan menghadapi tantangan persaingan dalam bisnis usaha adalah hal yang kerap terjadi.

Ia pun berharap peran pemerintah juga membantu dalam mempromosikan produk-produk pelaku UMKM lokal. Sebab, kurangnya promosi dan bantuan serta tidak ada pasar pengembangannya, petani-petani sebelumnya yang hilang.

"Dari BRILianpreanur ini sangat bagus untuk membranding kita pelaku UMKM lebih terkenal di Indonesia karena promosi memperkenalkan ke luar," sebutnya.

(WITA/BR)

Baca Juga

Rekomendasi