Kepercayaan Diri Salah Satu Aspek Pendorong Anak dalam Belajar

Kepercayaan Diri Salah Satu Aspek Pendorong Anak dalam Belajar
Mahasiswi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara, Nurul Fadillah Nasution, menjalankan Praktik Kerja Lapangan I di Rumah Pintar Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI), Senin (6/6) (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda dalam dirinya, ada yang disiplin, bertanggung jawab, dan ada pula yang malas. Kepercayaan diri salah satu aspek kepribadian yang dapat mendorong remaja dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Melihat betapa pentingnya kepercayaan diri untuk anak, maka mahasiswa Universitas Sumatera Utara mengajak kelompok Pojok Literasi dan Rumah Pintar Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI) bersama-sama dalam meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Mahasiswi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara, Nurul Fadillah Nasution, menjalankan Praktik Kerja Lapangan I di Rumah Pintar YAFSI dengan dibimbing Supervisor Sekolah, Husni Thamrin dan dengan Supervisor Lembaga Kak Badriyah, yang dimonitori oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah yaitu Fajar Utama Ritonga.

“Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang bahwa dia mampu melakukan sesuatu dan percaya atas kemampuan dirinya sendiri. Rasa takut dan keyakinan bahwa anak tidak bisa adalah salah satu penyebab kurangnya percaya diri,” kata Nurul, Senin (6/6).

Banyak kegiatan yang dilakukan, tidak hanya fokus dalam pembelajaran, kami membuat kegiatan ini lebih menyenangkan dengan mengajarkan pembuatan es cincau, cara sikat gigi yang benar juga menjelaskan 5S yaitu senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Nurul menyampaikan bahwa bulan ke-1 berfokus pada pengenalan dan pendekatan karakter pada tiap anak dan membuat anak untuk fokus pada diri mereka sendiri.

Bulan kedua Nurul mulai membimbing setiap anak untuk melihat apa hal yang mereka suka dan bakat apa yang ada didalam diri mereka, dengan mengajak mereka bercerita kegiatan sehari – hari mereka, keluh kesah mereka, apa hal yang membuat mereka senang dan apakah mereka punya hobi yang bisa dikembangkan untuk menjadi potensi dari diri mereka.

Pertemuan-pertemuan berikutnya Nurul berfokus untuk mendorong tiap anak untuk percaya diri, membuat mereka melakukan hal-hal yang belum pernah mereka lakukan, dan melakukan kegiatan yang mereka kurang suka, agar mereka dapat mengatasi rasa takut mencoba dan melakukan langkah yang baik untuk keluar dari zona nyaman mereka.

Nurul juga mengerjakan mini project dengan menyelesaikan salah satu permasalahan dari anak Rumah Pintar Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia, sekaligus menjadi kliennya di kegiatan kali ini. Klien berinisial KN yang berusia 11 tahun yang selalu takut untuk mencoba hal yang baru dan merasa dirinya tidak mampu untuk melakukannya, dia selalu minder dengan teman-temannya yang lain. KN seorang anak yang cukup interaktif dengan temannya tetapi selalu membandingkan kemampuannya dengan teman lainnya.

Oleh karena itu, Nurul berusaha untuk menyelesaikan permasalahan KN dengan metode Casework milik Zastrow, ada lima tahapan, yaitu Intake dan Contract yaitu melakukan pengenalan terhadap klien, dan persetujuan untuk kontrak tentang proses tahap intervensi selanjutnya. Pada tahap ini Nurul menjelaskan kontrak dan melakukan persetujuan pada tahap intervensi selanjutnya.

Lalu, assessment yaitu proses pengidentifikasian keadaan dengan memperoleh informasi dari klien dan memaparkan permasalahannya agar dapat digunakan untuk merancang rencana penanganan masalah. pada tahap ini Nurul mendengarkan pemaparan permasalahan klien.

Kemudian, Planning atau tahap perencanaan merupakan proses rasional yang melibatkan rancangan tindakan untuk melakukan tindakan agar mencapai tujuan dan memberikann solusi atas permasalahan tersebut.

Intervensi yaitu melaksanakan rencana yang disetujui dengan kontrak dan intervensi juga dilakukan sesuai hasil assesment yang didapatkan, dan evaluasi dan Terminasi adalah proses pengawasan terhadap klien dalam melaksanakan pemecahan masalah yang sedang berjalan. Apakah tujuan intervensi itu sudah tercapai atau belum. Dan pada Terminasi yaitu pemutusan hubungan pekerja sosial dengan klien sesuai dengan kontrak yang telah disepakatin bersama.

Kini KN sudah mulai berani menampilkan dirinya, hal yang tidak disukai KN seperti menggambar juga sudah KN mulai dengan berani dan percaya diri atas hasil yang dia kerjakan. KN juga akan tampil menari disalah satu acara besar yang akan dilihat khalayak ramai.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan 1 ini membuat Nurul melihat bermacam-macam karakter pada anak. KN yang sudah mulai melakukan hal yang dia tidak suka, dan sudah berani melangkah maju dengan mengumpulkan hal yag selama ini selalu dihindarinya karena tidak percaya diri.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini pun ditutup oleh kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan sedikit wejangan dari mahasiswi-mahasiswi PKL dengan harapan apa yang telah diberikan dan ditanamkan tetap menjadi pembelajaran yang baik untuk anak-anak Rumah Pintar dan Pojok Literasi YAFSI.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi