Klarifikasi Pihak SPBB 1721204 Jalan Nelayan Tanjung Tiram Terkait Unggahan Facebook

Klarifikasi Pihak SPBB 1721204 Jalan Nelayan Tanjung Tiram Terkait Unggahan Facebook
Andre selaku Manager SPBB 1721204 Jalan Nelayan, Tanjung Tiram, Batubara (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Batubara - Sebuah video yang diunggah akun Facebook @Sip Imoes terkait antrean panjang pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) berjenis Solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) Jalan Nelayan, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, menuai kritikan di media sosial.

Dalam unggahan, seorang pembeli terlihat kesal harus menunggu lama lantaran antrean panjang untuk mendapatkan BBM.

Menanggapi kejadian tersebut, Andre selaku Manager SPBB 1721204 Jalan Nelayan, Tanjung Tiram, memohon maaf dan menyayangkan kejadian itu hingga membuat risau pembeli.

Dikatakannya, antrean panjang saat pengisian BBM terjadi lantaran adanya kerusakan satu nozel pompa dispenser hingga memakan waktu yang cukup lama.

"Saya di sini ingin mengklarifikasi, bahwa pada saat kejadian pompa dispenser satu nozel mengalami kerusakan sehingga antrean panjang terjadi," kata Andre, saat memberikan keterangan, Selasa (2/8).

Andre juga menampik adanya narasi yang menerangkan pihak SPBB Jalan Nelayan membeda-bedakan pembeli.

"Sebagai penanggung jawab SPBB Jalan Nelayan, saya memastikan dan bertindak tegas bahwa tidak pernah membeda-bedakan pembeli. Kami melayani siapa saja. Semua pembeli sama tidak ada perbedaan," sebutnya.

Saat ditanya adanya temuan penumpukkan jerigen pada unggahan video, Andre menjelaskan, jerigen tersebut milik para nelayan yang membeli BBM di SPBB Jalan Nelayan.

"Jadi jerigen itu milik para nelayan, dan itu juga sebagai alat bantu untuk memudahkan mereka saat pembelian BBM. Penumpukkan terjadi lantaran SPBB Jalan Nelayan memiliki kuota minyak. Hal itu membuat para pembeli dari luar daerah Tanjung Tiram berdatangan untuk membeli BBM, makanya terjadi penumpukkan," ungkapnya lagi.

Sementara itu, Andre selaku Manager SPBB Jalan Nelayan sangat menyayangkan sikap pembeli yang merekam dan menyebarluaskan video ke media sosial, karena hal tersebut dapat merusak nama baik perusahaannya.

"Ini hanya miskomunikasi, ada baiknya yang merekam dan mengunggah video itu menanyakan terlebih dahulu kepada petugas di sini, apa yang sebenarnya terjadi agar permasalahan yang ada terselesaikan. Bukan malah menguploadnya ke media sosial. Itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah memberikan citra negatif kepada kami," sebutnya.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi