Untuk menjalan tugas dan fungsinya membela dan melindungi anak di Indonesia, Arist Merdeka didampingi Sekretaris Jenderal dan 11 orang sebagai Dewan Komisioner sesuai dengan latarbelakang keahliannya di masing-masing bidang.

Selain itu, sejumlah nama yang diminta sebagai Dewan Pembina serta Dewan Pengawas dan Etik. Selain penetapan Arist Merdeka Sirait sebagai Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak melalui sidang pleno juga memutuskan Komnas Perlindungan Anak dalam semua tingkatan merupakan eksekutor dari seluruh kegiatan Perkumpulan Lembaga Perlindungan Anak Pusat serta menetap kegiatan membela, menjaga dan melindungi Anak merupakan bela negara.

"Kalau sudah kita melindungi anak itu bahwa dalam rangka membela Negara. Kita ini sebenarnya sudah bela Negara," tegas Arist Merdeka Sirait dalam keterangannya usai Fornas di Mess Pora-pora Parapat, Kabupaten Simalungun, Minggu (11/9).

Fornas Perlindungan Anak ke-V ini juga menetapkan logo baru sebagai tuntutan peremajaan yang inovatif berbasis gerakan perubahan.

Fornas Perlindungan Anak juga telah merumuskan langkah-langkah strategis program mewujudkan Desa dan Daerah tujuan wisata yang ramah Anak dan bebas dari ekploitasi.

Selain itu, bentuk-bentuk aksi membangun desa ramah anak untuk disampaikan kepada Kemen PPPA dapat dijadikan program pemerintah sebagai hasil dari Fomas Perlindungan Anak.

Untuk membangun dan mengeksekusi gerakan perlindungan anak berbasis komunitas, Fornas Perlindungan Anak menugaskan masing-masing Komnas Perlindungan Anak di daerah untuk membetuk kelompok Kerja (Pokja) perlindungan anak berbasis desa dan kampung dan terintegrasi dengan program desa.

Forum Nasional Perlindungan Anak ke-V dibuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Damayanti Prayoga di Hotel Madani Medan, Kamis (8/9).

Kegiatan Fornas Perlindungan Anak dilanjut di Mess Pora-pora Parapat Kabupaten Simalungun hingga menghasilkan dan menetapkan Arist Merdeka Sirait memimpin Komnas PA yang ditutup Bupati Simalungun, Radiapoh Sinaga.

(RZD)