Fraksi PDI Perjuangan Nilai PAD dari Pajak Kendaraan Bermotor Tidak Jelas

Fraksi PDI Perjuangan Nilai PAD dari Pajak Kendaraan Bermotor Tidak Jelas
Fraksi PDI Perjuangan saat menyampaikan pemandangan umum (PU) Ranperda Keuangan Daerah. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Sidang Paripurna DPRD Sumut pada Rabu (25/1), adalah mendengarkan pembacaan Pemandangan Umum (PU) Fraksi-Fraksi terhadap Ranperda tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Fraksi PDI Perjuangan ditandatangani Ketua Fraksi Mangapul Purba dan Sekretaris Fraksi Syahrul Siregar dan dibacakan oleh Poradah Nababan menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah terus mengalami perubahan ke arah yang lebih efektif, efesien dan terbuka untuk kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan isu-isu permasalahan penting dalam pengelolaan keuangan daerah.

"Namun, ada tiga isu permasalahan penting yang sering menjadi penghambat dalam proses tata kelola keuangan daerah untuk pembangunan, yaitu hasil Musrenbang di tingkat bawah tidak diakomodir sehingga menimbulkan kekecewaan di desa-desa," ujar Poradah Nababan.

Selain itu RPJPD ke RPJMD tidak nyambung dan tidak dijadikan acuan secara serius dalam menyusun Renja SKPD dan Proses perencanaan pembangunan antar SKPD masih lemah.

Selanjutnya PU F-PDI Perjuangan DPRD Sumut tentang Renperda Pengelolaan Keuangan Daerah ini menyebutkan bahwa asumsi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak daerah kenadaraan bermotor selalu melalui pendekatan asumsi yang tidak jelas.

"Kami menginginkan bahwa asumsi pajak kendaraan bermotor sesungguhnya sudah dapat diperkirakan secara akurat karena pertumbuhan kendaraan bermotor dan penurun nilai pajak memiliki regulasi yang sangat jelas sehingga sudah dapat diperkirakan dengan tepat," lanjut Poradah.

Terakhir F-PDI Perjuangan menyampaikan bahwa pemerintah daerah terkait dengan retribusi daerah dan para pewajib pajak tidak boleh terlalu kompromi dengan hanya mengandalkan kemampuan bayar pajak oleh pewajib pajak.

"Pemerintah daerah harus menghitung betul kewajiban pewajib pajak dalam membayar pajaknya, tidak boleh kompromi, ini demi pembangunan Sumut ke depan," pungkas Poradah.

(BR)

Baca Juga

Rekomendasi