Namun tahun ini pasar murah yang dikomandoi Dinas Pertanian serta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Toba menggandeng Bulog, tampak berbeda. Selain karena yang dijual hanya beras, gairah masyarakat untuk membeli juga tampak berkurang.

Kepala Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Toba, Sahat Manullang di sela perayaan HUT ke-24 Toba, Kamis (9/3) menyampaikan, inflasi saat ini cenderung paling tinggi beras, harganya Rp 13.000/Kg. Karena itu kita sediakan beras di pasar murah ini, harganya Rp 9.800/Kg.

Ditanya soal sembako lain yang tidak tersedia di pasar murah, dirinya menyebut awalnya ada 3 permohonan yang diajukan ke Bulog, yakni beras, gula dan minyak goreng. Namun Bulog hanya dapat menyediakan beras kelas premium.

"Mungkin karena kita terlambat menginformasikan, ya mungkin ini kesalahan kita," sebutnya.

Hingga sore hari, pukul 16.42 WIB, pasar murah yang digelar tampak tidak ramai pembeli. Stok beras yang disediakan hingga 10 ton hanya terjual 1 ton. Geliat warga untuk membeli sepertinya tidak bergairah.

“Kemungkinan ada dua penyebab, pertama karena kondisi pangan di Toba sedang baik-baik saja, atau kemungkinan kedua informasi soal pasar murah yang tidak sampai ke masyarakat,” lanjut Sahat.

Dalam waktu dekat pasar murah akan kembali digelar dengan jenis sembako yang lebih banyak.

“Rencana kita akan buat pasar murah per tiga bulan dengan jenis sembako yang lebih banyak,” ujarnya mengakhiri.

(VIT/RZD)